Oleh : Sekretaris DKI Marullah Matali
ALLAH memberikan kasih sayangnya kepada manusia di dunia tidak pandang bulu, baik itu kepada umat muslim ataupun kepada si kafi r. Allah membagi rata keduanya.
Tetapi tidak begitu dengan akhirat yang hanya memberikan kasih sayangnya kepada umat muslim saja. Allah tidak berwujud tetapi mempunyai sifat dan nama-nama yang baik.
Hal itu tercantum dalam Asmaul Husna yang jumlahnya 99. Sedangkan sifat yang wajib di Allah ada 20 yang mustahil 20 dan yang jaiz ada satu. Dengan demikian Allah jauh dari kekurangan, Allah Maha segalanya, dengan hal tersebut maka manusia wajib untuk menyembahnya dan janganlah menyekutukannya.
Mempelajari Allah berarti mempelajari yang abstrak. Hal ini tidak bisa menggunakan akal dan fikiran, melainkan memakai hati sebagai cara untuk memahami Allah.
Kita jangan pernah sekalikali mempertanyakan keberadaan Allah, karena memikirkan hal tersebut tidak ada jawabanya dan bisa membuat orang menjadi ateis.
Tetapi yang kita fikirkan adalah apa yang Allah ciptakan, mulai dari definisinya, fungsinya dan yang lainnya sehingga kita bisa mengagumi apa yang diciptakan Allah maka keimananpun akan tumbuh sangat kuat dalam diri kita.
Tauhidullah merupakan dasar dari semua amal, dasar dari semua ilmu. Kenapa demikian?? Di antara jawabannya yaitu karena kita beribadah tanpa tauhid maka amalnya tidak akan di terima (akan sia-sia). Begitupun halnya dengan ilmu.
Ilmu banyak tanpa di dasari dengan tauhid maka ilmunya tidak akan membawa kemaslahatan bagi dirinya dan orang lain. Sebagaimana kisah nabi Muhammad SAW, ketika dakwah di Makkah beliau menanamkan ketauhidan sedangkan di Madinah menyampaikan masalah muamalah dan hukum.
Syirk Akbar (besar) adalah syirk yang biasa terjadi dalam uluhiyyah maupun rububiyyah. Syirk dalam Uluhiyyah yaitu dengan mengarahkan ibadah kepada selain Allah Ta’ala.
Misalnya berdo’a dan meminta kepada selain Allah, ruku’ dan sujud kepada selain Allah, berkurban untuk selain Allah (seperti membuat sesaji untuk jin atau penghuni kubur), bertawakkal kepada selain Allah dan mengarahkan segala bentuk penyembahan/ ibadah lainnya kepada selain Allah Ta’ala. Sedangkan syirk dalam rububiyyah yaitu menganggap bahwa di samping Allah ada juga yang ikut serta mengurus alam semesta. Syirk dalam uluhiyyah dan rububiyyah termasuk syirk akbar.
Sementara Syirk Asghar (kecil) adalah perbuatan, ucapan, atau niat yang dihukumi oleh agama Islam sebagai Syirk Asghar karena bisa mengarah kepada Syirk Akbar contohnya adalah bersumpah dengan nama selain Allah, memakai jimat dengan keyakinan bahwa jimat tersebut sebagai sebab terhindar dari madharat, atau meyakini bahwa bintang sebagai sebab turunnya hujan. Riya’ adalah beribadah agar dipuji dan disanjung manusia.
Contohnya adalah seseorang memperbagus salat ketika ia merasakan sedang dilihat orang lain. Beribadah dengan tujuan mendapatkan keuntungan dunia. Thiyarah adalah merasa sial dengan sesuatu sehingga tidak melanjutkan keinginannya.
Misalnya, ketika ia mendengar suara burung gagak ia beranggapan bahwa bila ia keluar dari rumah maka ia akan mendapat kesialan sehingga ia pun tidak jadi keluar, dsb. Pelebur dosa thiyarah adalah dengan mengucapkan, “Alloohumma laa khoiro illaa khoiruka walaa thoiro illaa thoiruka walaa ilaaha ghoiruka.”
Artinya, “Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu dan tidak ada nasib sial kecuali yang Engkau tentukan. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”(HR. Ahmad) Termasuk syirk juga adalah apa yang disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut ketika menafsirkan ayat “Falaa taj’aluu lillahi andaadaa…”artinya: “Maka janganlah kamu adakan bagi Allah tandingan-tandingan sedang kamu mengetahui” (Al Baqarah: 22).
Ayat itu memiliki arti: “Tandingantandingan tersebut adalah perbuatan syirk, di mana ia lebih halus daripada semut di atas batu yang hitam di kegelapan malam, yaitu kamu mengatakan, “Demi Allah dan demi hidupmu hai fulan”, “Demi hidupku”, juga mengatakan “Jika seandainya tidak ada anjing kecil ini tentu kita kedatangan pencuri”.
Demikian pula termasuk syirk meyakini ramalan bintang (zodiak), melakukan pelet, sihir/santet,membaca jampi-jampi syirk, mengatakan bahwa hujan turun karena bintang ini dan itu, padahal hujan itu turun karena karunia Allah dan rahmat-Nya.
Ada pula perkataan seperti : “Hanya Allah dan kamu saja harapanku”, “Aku dalam lindungan Allah dan kamu”, “Dengan nama Allah dan nama fulan” dan kalimat lain yang terkesan menyamakan dengan Allah Ta’ala. Perbedaan Syirk Akbar dengan Syirk Asghar adalah bahwa Syirk Akbar mengeluarkan seseorang dari Islam, menghapus semua amalam, dan kekal di neraka, sedangkan Syirk Asghar tidak (yakni tahtal masyii’ah; jika Allah menghendaki, maka Dia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, maka Dia akan mengampuninya).
Kalau pun pelakunya disiksa, namun tidak kekal. 2.Cinta kepada sesama manusia Cinta kepada manusia bukan berarti mencintai setiap manusia, melainkan berbuat baik kepada sesama manusia yang dimulai dari urutan ibu dan bapak sampai yang lainnya.
Untuk yang pertama dalam urutan hablum minannas yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua. Urutan kedua ada karib kerabat yang di dalamnya bisa kakak ataupun adik ataupun karib kerabat dari ibu ataupun bapak.
Urutan ke tiga yaitu anak yatim yang mereka ditinggalkan oleh orang yang menjamin kelangsungan hidupnya, maka kita berkewajiban untuk membantunya. Kemudian orang miskin, meraka perlu dibantu oleh kita agar meraka bisa hidup layaknya manusia yang berkecukupan pada umumnya.
Kemudian tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat sabililah dan ibnu sabil. Pada ayat selanjutnya Allah melarang berbuat kikir dalam hal pengetahuan, apalagi menyuruh orang lain untuk untuk berbuat kikir juga, hal itu tidak disukai oleh Allah SWT.
Pengetahuan seluas apapun tidak berharga apabila ilmunya itu tidak diamalkan atau tidak diajarkan kepada orang lain. Adapun azab yang Allah sediakan atas orang yang sombong dan kikir itu adalah azab yang sangat pedih dan menghinakan.