JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Bila bicara soal emosi tentu beragam. Ada emosi senang, sedih, ataupun marah. Marah menjadi emosi yang mengerikan sebab dapat berujung pada perpisahan atau keretakan hubungan yang sebelumnya terjalin.
Marah pun dapat melukai hati seseorang sehingga berpeluang melahirkan kebencian kepada orang yang marah tersebut.
Tetapi tunggu dulu. Mari berkenalan dengan komedian bernama Jenda Munthe atau di media sosial Instagram terkenal dengan nama akunnya @jendamclover.
Bila menengok unggahan Jenda, dominan ada konten tanya jawab “Nanya apa kau?”. Jadi di situ, warganet bebas bertanya apa saja namun mayoritas mereka menanyakan hal yang tidak logis misalnya, “Menteri di catur bisa korupsi ga sih bang?”
Setelah membaca pertanyaan maka Jenda langsung menjawab dengan sewot sekaligus kocak karena pertanyaan yang diajukan warganet tak masuk akal. Namun itulah yang menjadi ciri khas Jenda Munthe.
Ia berhasil membuat emosi marah menjadi hal yang lucu dan menghibur. Tentu kemarahan yang ia ungkapkan ketika menjawab hanya sekadar gimik.
Jenda menceritakan gimik marah-marah itu, muncul secara spontan. Mulanya dia memang membuat sesi tanya jawab curhat soal cinta via akun Instagramnya.
“Awalnya ada sih yang nanya soal cinta tapi lebih banyak soal pertanyaan-pertanyaan yang enggak masuk akal gitulah kayak ‘kenapa ikan enggak punya lidah?’ pertanyaan-pertanyaan aneh gitu lah. awalannya biasa aja, terus lama kelamaan kayaknya jawabannya nyeselin karena pertanyannya nyeselin makin ke sini yang makin rame pertanyaan yang enggak jelas gitu,” ungkap Jenda Munthe kala dihubungi Poskota, Kamis (22/4/2021).
Dari situlah kemudian nama Jenda sebagai konten kreator dikenal. Gimik marah tersebut menjadi ciri khasnya. Kini, dari gimik marah ala Jenda, dia punya pengikut Instagram sebanyak 1,1 juta pengikut.
Hal ini berbeda kondisi ketika Jenda dulu masih membuat konten prank macam joget, nyanyi, bahkan teriak-teriak di tempat umum seperti di mal. Dengan konten tersebut dia berhasil memiliki 200 ribu pengikut Instagramnya.
“Sebelum marah-marah itu dua ratus ribuan followers, ya sekarang setahun marah-marah nih, satu juta seratus (followers),” kata Jenda.
Lebih lanjut, ternyata gimik marah-marah tersebut muncul tahun lalu, bertepatan kala masa pandemi Covid-19 berlangsung.
Karena waktu itu ada kebijakan PSBB, maka Jenda tidak bisa membuat konten prank joget atau teriak di tempat umum sebab dia mengikuti aturan pemerintah.
Sebagai gantinya, Jenda membuat konten di rumah berupa membuka sesi tanya jawab via akun Instagramnya soal cinta, tapi pertanyaan yang muncul justru pertanyaan nyeleneh yang membuat dia marah.
Pun karena gimik marah-marah tersebut, Jenda mengaku bisa menghasilkan belasan juta rupiah lewat endorse sebuah produk. Lalu dia mengaku sejak gimik marah-marah yang melambungkan namanya itu, dia berani meninggalkan dunia jurnalis, profesi yang dia jalani sebelumnya.
Namun Jenda menegaskan bahwa sebenarnya dia bukan sosok orang yang gampang emosi. Jadi, marah-marah kala menjawab pertanyaan itu hanya gimik untuk mengibur khalayak semata.
“Basically, aku orangnya bukan yang gampang emosi, gampang marah, enggak. Cuman kalau gayaku yang marah-marah itu emang gaya ngobrol aku sehari-hari sih sebenarnya, ke temen yang dekat tuh emang begitu aku ngomongnya,” jelas Jenda.
Lanjutnya, Jenda berharap dirinya bisa membuat konten baru selain sesi tanya jawab. Namun ia tetap dengan gaya marah-marahnya itu. “Aku sih berharap aku bisa bikin konten lain yang baru yang enggak hanya QnA (tanya jawab), walaupun memang masih tetap dengan persona marah-marah gitu. misalkan main game sambil marah-marah atau main sinetron sambil marah-marah, sekarang sih sketsa marah-marah kan,” pungkasnya. (cr02)