SESUATU yang dimulai dari keraguan akan menghasilkan ketidakpastian. Sebaliknya, keyakinan yang tinggi akan menghasilkan sebuah kepastian.
Memang keraguan adalah cermin kehati-hatian, tetapi jika segala sesuatu dimulai keraguan hasilnya tidak akan maksimal.
Begitu pun dalam menyikapi vaksinasi Covid -19. Jika sejak awal sudah ragu, selama proses hingga hasil akhir tersembunyi perasaan ragu.
Meski prosesnya bagus, pelaksanaan bagus, hasilnya juga bagus, tetap menggelayut perasaan ragu untuk diri sendiri. Bukan ragu terhadap orang lain.
Jika sudah demikian siapa yang rugi? Jawabnya tentu diri sendiri.
Kita tentu tidak ingin disebut sebagai manusia peragu. Karena keraguan pula akhirnya sulit mengambil keputusan. Yang tidak kita kehendaki, keraguan yang berlebihan akan membuat kurang percaya diri atas kemampuan terhadap diri sendiri.
Tak heran jika orang peragu, sering diidentikan dengan sikap pesimis.
Padahal di era pandemi seperti sekarang dibutuhkan sikap optimis dalam menghadapi beragam problema.
Kita harus optimis pandemi bisa ditangani. Vaksinasi satu upaya meningkatkan imunitas- kekebalan tubuh atas serangan virus corona.
Pemerintah menjelaskan vaksin Sinovac aman digunakan. Para ahli menjelaskan efek samping vaksin Sinovac tidak membahayakan nyawa atau menimbulkan kecacatan. Vaksin Sinovac yang kita pakai adalah vaksin yang inactivated, vaksin yang mati sehingga efek sampingnya sangat kecil.
Kita perlu meyakini kejelasan ini, apalagi kepala negara dan para pejabat negara orang pertama yang akan divaksin.
Kesediaan para pejabat negara ini untuk memupus keraguan masyarakat atas keamanan vaksin.
Dengan tindakan ini diharapkan akan menghilangkan keraguan masyarakat mendapatkan vaksin.
Sering dikatakan orang mungkin akan ragu dengan apa yang dikatakan, tetapi mereka akan percaya pada apa yang dilakukan.
Begitu pun kita yang masih ragu, bisa menghilangkan keraguan dengan melakukan tindakan nyata. (jokles).