ORANG paling goblok se Palembang mungkin Bastari (50). Dia tak bisa bedakan mana Rumah Sakit, mana tempat pemerahan susu sapi. Ada pasien cantik tertidur di zalnya, langsung saja main remas. Tentu saja korban Misnawati, 30, teriak dan Satpam pun menangkap Bastari untuk diserahkan ke aparat di Polrestabes Palembang.
Lelaki normal memang mudah terangsang pada penampilan wanita dalam kondisi seronok. Tapi kan manusia punya otak, akal dan budi, sehingga tak semua apa yang membuatnya terangsang serta merta ditunaikan. Ada rem pengendali, ada sanksi hukum yang bakal diterima, baik itu hukum negara maupun agama.
Tapi Bastari warga Perumnas Sako Palembang, tak peduli semua itu. Dengan pekerjaan sehari-harinya sebagai pengojek pangkalan, pada musim Corona ini penghasilan menurun drastis. Dalam kondisi demikian ibunya sakit. Pusinglah Bastari. “Semoga emak sakit kena Covid-19, sehingga pembiayaannya ditanggung negara,” kata Bastari rumayan koplak.
Karena keluarga dibolehkan bezuk, berarti sang emak sakit biasa. Kepala Bastari pun kemut-kemut, bagaimana harus mencari biaya RS-nya? Untuk makan sehari-hari saja susah, kok emak masuk RS. Maka Bastari pun capek dua kali. Ya capek biayanya, ya capek tenaganya. Agaknya orangtuanya belum dikover dana BPJS-Kes sehingga Bastari harus merogoh kocek sendiri.
Beberapa hari lalu Bastari berkunjung ke RS Karya Asih di Sematang Borang. Pas dia masuk ke zal sang ibu, kamar sebelah yang kemarin kosong, kini sudah ada pasien wanita. Kebetulan pasien itu dalam kondisi tidur. Bukan masalah tidurnya yang menarik perhatian Bastari. Tapi posisi tidur Misnawati yang lumayan cantik itu sangat menantang. Dua gunung kembar di dadanya tampak turun naik, mengikuti irama pernapasannya.
Kebetulan pasien Misnawati pas tak ditunggui keluarganya. Otak ngeres Bastari langsung jalan atas dorongan setan. Mendadak tukang ojek itu tak mampu lagi membedakan mana itu Rumah Sakit dan mana pula tempat pemerahan susu sapi di Mboyolali Jateng. Serta merta tangannya bergerak lincah dan mendarat di payudara Misnawati. “Huh,” ujarnya gemas.
Bersamaan dengan itu Misnawati juga kaget dan terbangun. Begitu tahu ada orang kurang ajar terhadapnya, spontan berteriak. Satpam pun segera menghambur ke dalam. Si pasien lalu menunjuk-nunjuk Bastari bahwa baru saja kurang ajar padanya, meremas payudaranya yang dilindungi badan hukum (BH).
Bastari pun diseret keluar dengan muka merah padam. Dalam pemeriksaan dia mengakui telah meremas payudara Misnawati secara reflek saja. Maka Satpam segera telpon ke aparat di Polrestabes Palembang, dan tukang ojek si tangan nggratil (iseng) itu ditangkap polisi.
Begal payudara kok kelayapan masuk Rumah Sakit. (JPNN/Gunarso TS)