DARI usia saja, Faridi, (32), hanya layak jadi brondong jika menikahi janda Nuranti (42). Maka janda cantik itu punya juga cowok lain yang sebanding. Tentu saja Faridi cemburu. Begitu ke rumah sijanda kok mencium bau sperma di ruang tamu, langsung saja janda cantik itu dibanting dan dicekik hingga wasalam.
Banyak jalan menuju Roma, banyak pula cara menuju penjara. Hanya soal sepele pada awalnya, tapi ketika dipikir secara serius, bisa berakibat serius pula. Makanya kuncinya pada hati sendiri, sehingga Aa Gym pun bilang, jaga hati, Jika hati kadung sakit memang bisa berdampak macam-macam. Ada yang bisa jadi pembunuh, tapi bisa juga gara-gara sakit hati dengah gagah berani bikin aksi untuk menyelamatkan Indonesia.
Faridi warga Karangploso, Malang, memang ganteng, tapi pengangguran yang tak dapat Kartu Prakerja. Berkat kegantengannya dia bisa menggaet janda cantik yang menjadi menejer perusahaan di Sidoarjo. Menjadi pacar sijanda ini, Faridi dapat Uang Pasca Kerja. Artinya habis kencan dikasih duit. Agaknya Nuranti punya prinsip, bonggol dulu baru nanti dapat benggol.
Pacaraan dalam waktu beberapa bulan ternyata ada perbedaan persepsi. Faridi maunya nanti jadi suami sah janda kaya tersebut, sedangkan Nuranti tak menganggap seperti itu. Dia itu hanya tokoh alternatif belaka, bisa dimanfaatkan bila dalam kondisi darurat. Padahal maunya Nuranti, cari suami yang sebanding minimal dalam usia.
Sekali waktu Faridi pas ke rumah Nuranti kok mendapatkan ada tamu lelaki lain. Nah dia jadi cemburu. Apakah dirinya dijadikan ban cadangan belaka? Tapi Nuranti menjawab diplomatis, “Jodoh itu Tuhan yang menentukan, kita tinggal menjalani.” Faridi pun menafsirkan bahwa peluang untuk mencintai Nuranti belum pupus. “Semoga saya nggak direshuffle,” jawab Faridi dalam hati.
Lain hari dia kembali apel ke Sedati, rumah sijanda cantik nan kempling itu. Tapi begitu duduk, tiba-tiba mak seng………bau sperma. Berarti baru saja kursi ini habis dipakai kencan Nuranti bersama lelaki lain. Mendadak emosinya bangkit. Tanpa ba bi bu lagi, pas Nuranti melangkah dijegalnya hingga jatuh. Setelah itu langsung dicekiknya hingga tak bisa bernapas dan tewas.
Habis membunuh Faridi kabur, tapi bisa dilacak polisi dan ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui, bau sperma di ruang tamu pertanda bahwa Nuranti menerima lelaki lain selain dirinya. “Saya nggak mau dijadikan ban cadangan.” Kata Faridi di Polres Sidoarjo.
Ban cadangan mestinya jarang dipompa, Faridi justru jarang mompa! (BJ/Gunarso TS)