JAKARTA - Selain Elkan Boggot, Manajer Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong juga turus memanggil sejumlah pemain baru lainnya untuk mengikuti pemusatan latihan alias training camp (TC) bersama U-19 di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai Sabtu (25/7/20) ini. Salah satunya Nyoman Paul Fernando Aro.
Pemain yang sudah berkarier cukup cemerlang di Swedia dengan memperkuat klub Skovde AIK U-19 itu juga menjadi sorotan, seiring tekadnya untuk membela skuad Garuda Muda pada ajang Piala Dunia U-20 tahun depan.
Nyoman bahkan mengaku bahwa dirinya asli Indonesia, meskipun berkarier di Swedia sejak usia 15. Maklum, pemain kelahiran 23 Juni 2001 itu, sempat tumbuh dan besar di Bali, daerah asal sang ibu.
Ayahnya adalah pria keturunan Finlandia yang kini tinggal di Swedia. Saat berusia 15 tahun, Nyoman memutuskan untuk hijrah ke Swedia agar bisa lebih serius menekuni sepak bola.
Dia bahkan sempat mengawali kariernya di Indonesia sebelum akhirnya mencoba seleksi di Swedia. "Saya dulu sepak bola di Bali gak banyak karena saya awalnya dari futsal. Waktu itu, sarana dan prasarana sepak bola di Bali belum memadai," kata Nyoman dalam sebuah channel You Tube.
Selama berkarier di Swedia, Nyoman juga berhasil memberikan satu gelar juara untuk klubnya dalam ajang Skadevi Cup. Skadevi Cup adalah ajang tahunan yang diselenggarakan di Swedia untuk klub kelompok umur.
Selain itu, Nyoman ternyata juga sempat bermain di Gothia Cup. "Itu di ajang Skadevi Cup, undangan seluruh Swedia yang diadakan setiap tahun. Saya juga sempat ikut Gothia Cup pada tahun 2018," tutur dia menambahkan," kenangnya.
Meski punya paspor ganda, Nyoman telah memantapkan hati memilih kewarganegaraan Indonesia. Ia bahkan mengaku sudah mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Susat Izin Mengemudi (SIM) Indonesia.
Hal itu juga sekaligus menepis kabar bahwa dirinya adalah pemain asing. Ia juga menegaskan bahwa jika mendapat kesempatan bermain untuk Timnas, status dirinya bukanlah naturalisasi, melainkan pemain asli Indonesia.
Nyoman bahkan cukup fasih berbahasa Indonesia dan bahasa daerah Bali. "Gak perlu naturalisasi, saya asli Indonesia. Saya juga besar di Bali, bahasa daerah juga saya bisa,” kata Nyoman Paul Fernando Aro.
Kalau sama teman-teman di rumah, di kampung itu pakai bahasa Bali, kalau di kota di Bali saya pakai bahasa Indonesia. Karena saya lahir di sana (Indonesia), tumbuh dan pergaulan hidup di sana (Indonesia). Teman dan keluarga hampir semua di Bali," tuntas Nyoman. (junius/win)