Sental-Sentil

Anggota DPR Omeli Dirut BUMN Kok Seperti Pada Anaknya Saja

Jumat 03 Jul 2020, 06:30 WIB

POLITISI Senayan itu sering disebut “anggota dewan yang terhormat”. Tapi mereka sendiri tak semuanya bisa menghormati orang lain. M. Nasir (Fraksi Demokrat), ketika mengomeli Dirut BUMN PT Inalum, tega memaki seperti kepada anaknya saja.

Sebagai mitra kerja DPR, menteri atau Dirut BUMN saat RDP (Rapat Dengar Pendapat) bersama DPR harus kuat mental. Terutama jika berhadapan dengan wakil rakyat galak, yang kurang bisa mengontrol emosinya. Akhir Maret 2018, anggota DPR Arteria Dahlan dari PDIP sempat memaki Kementrian Agama sebagai bangsat.

Kini kembali terjadi. Dalam RDP Komisi VII  bersama holding BUMN tambang, M. Nasir dari Fraksi Demokrat juga tega mengomeli Dirut PT Inalum Orias Petrus Mudak secara semena-mena. Mentang-menyang jadi “wakil rakyat yang terhormat”, dia mengomeli Orias seperti pada anaknya sendiri, “Kurang ajar Anda!”

Anggota DPR yang ternyata kakak M. Nazarudin napi LP Sukamiskin itu, tak puas atas penjelasan cara PT Inalum mencari utang. Dalam pemahaman M. Nasir, bagaimana mungkin pinjam uang triliunan di pasar modal kok jaminanya hanya saling percaya saja. Penjelasan Orias yang tenang tanpa emosi, justru bikin panas M. Nasir.

“Anda kalau rapat, harus lengkap bahannya. Enak betul Anda di sini. Siapa yang naruh Anda di sini? Percuma naruh orang kayak gini. Ngerti? Kurang ajar Anda,” ujar M. Nasir. Awalnya dia menyebut Orias sebagai Bapak, lalu turun jadi Anda, turun lagi jadi kau, dan paling akhir kamu.

Sayangnya, ketika M. Nasir mulai berucap kasar, pimpinan rapat tak serta merta menegurnya, sehingga makin berhamburan kosakata macam orang tak sekolah. Tapi di luar Senayan publik menertawakan ulah M. Nasir. Kenapa sarjana hukum justru ditaruh ke komisi VII yang berhubungan erat dengan ekonomi?

Bagi M. Nasir pinjam uang di bank ya harus ada jaminan aset. Padahal bagi perusahaan raksasa seperti PT Inalum, cari pinjaman tak harus di bank, di pasar modal juga banyak. Dan itu tak perlu pakai jaminan aset, cukup saling percaya bahwa utang itu bisa dibayar.

Tapi sudahlah, nasi sudah jadi bubur ayam. Selepas RDP dengan PT Inalum M. Nasir sebaiknya belajar ilmu ekonomi lebih dalam lagi. Dan lebih penting lagi, harus belajar etika dan bagaimana mengendalikan emosi. DPR senang disebut “anggota dewan yang terhormat”, tapi ada anggotanya yang tak bisa menghormati orang. Masa, Dirut PT Inalum diomeli kasar seperti terhadap anaknya sendiri. (gunarso ts)

Tags:
Sental-Sentilanggota dprOmeli Dirut BUMNSeperti Pada Anaknya Saja

Reporter

Administrator

Editor