Nah Ini Dia

Setelah Dijamah Lelaki Lain Ukuran Celana Baru Berubah

Minggu 31 Mei 2020, 07:30 WIB

NAMANYA cuma Supardi (32) tapi istrinya, Dini (29), menambahi inisial KS di belakangnya, sehingga namanya jadi Supardi KS. Kenapa gerangan? Itu ternyata kependekan: (K)elainan (S)eksual. Soalnya Supardi baru ukuran celananya berubah, manakala istri dijamah dulu oleh lelaki lain. Gila habis, kan?

Seks adalah karunia Illahi agar umatnya berkembang biak di muka bumi. Tapi tak semua manusia memiliki naluri seks yang normal. Ada sekelompok umat yang punya KS (Kelainan Seks), misalnya: tertarik sesama jenis sehingga ada wanita lesbi dan lelaki homo.

Ada juga lelaki yang baru bangkit gairahnya dalam urusan ranjang, manakala istrinya digauli dulu oleh lelaki lain. Padahal biasanya, suami bisa ngamuk jikalau bini dijamah lelaki lain.

Supardi warga Surabaya, ternyata termasuk lelaki KS juga. Orangnya ganteng, tubuhnya atletis, lengannya berotot. Jika potongan rambut cepak bisa seperti anggota TNI.

Tapi jika potong plonthos bisa menyaingi Dedy Corbuzier pemilik Hitam Putih di Trans-7 atau mirip Pak Ogah tetangga Si Unyil film boneka di TVRI tahun 1980-an. Jika ditambahi kumis tebal dan pakai blangkon, Supardi jadi mirip Pak Raden musuh anak-anak dalam urusan jambu.

Karena penampilan fisiknya itulah, ditambah sangat santun dan seiman pula, Dini sangat siap dipacari Supardi yang namanya masih Supardi thok belum pakai embel-embel. Siapa tak bangga punya calon suami seperti Supardi ini, selain ganteng juga punya penghasilan mapan sebagai ASN.

Singkat cerita, setelah pacaran beberapa bulan keduanya pun naik ring alias menikah resmi. “Serangan umum” non 1 Maret 1949 masih berjalan normal.

 Tapi hari berikutnya, tak ada serangan lagi meski tak diperintahkan oleh PBB. Seminggu kemudian baru ada “serangan umum” kembali, tapi gerakannya sudah tidak cukat trengginas (lincah) seperti hari pertama.

Hari-hari selanjutnya, sebulan sekali barulah Supardi menunaikan kewajiban nafkah batin untuk istrinya. Ini kan aneh untuk pasangan pengantin baru. Padahal yang normal bisa tiga kali sehari sesendok makan.

Jika usia perkawinan menginjak usia 6 bulan, baru dua kali seminggu sesendok makan, kemudian disimpan di tempat yang sejuk.

Dini mulai bertanya-tanya dalam hati, kok suaminya ini beda sekali dengan lelaki normal lainnya. Ada lho, yang setiap malam Jumat minta jatah dengan alasan pahalanya sangat besar.

Tapi ada pula, malam Jumat sudah dilayani, malam Sabtu berikutnya sudah nagih lagi. Maka istri pun mulai mengeluh, “Mayat yang 40 kemarin saja belum semuanya dikubur, kok sudah mau membunuh lagi.”

Sedangkan Supardi jauh sekali dengan perilaku para lelaki doyan tersebut. Tapi untuk mempertanyakan, Dini merasa tidak etis, meski sebagai istri ada hak bertanya untuk itu.

Takutnya malah dianggap perempuan HS alias Hiper Seks atau gatelan, kan celaka. Maka meski gairahnya selalu menggantung, Dini memilih diam. Tapi sejak itu dia menggelari suaminya dengan nama baru Supardi KS alias Kelainan Seks.

Sampai pada suatu hari, Supardi KS mengajaknya ke hotel. Wah, rupanya suami ingin ganti suasana. Dengan senang hati Dini memenuhinya. Tapi beberapa saat setelah cek in, Supardi mengatakan bahwa di sini mau pijat.

Lho kok aneh, pijat saja kenapa mesti di hotel, kan pakai biaya. Tapi Dini tetap diminta melepas bajunya sehingga tinggal BH dan celdamnya saja. “Nanti tukang pijitnya sebentar lagi datang,” kata Supardi KS.

Benar saja, 10 menit kemudian tukang pijit itu datang. Tapi bukan nenek-nenek renta dengan bawa anduk kecil dan balsem, melainkan lelaki muda nan ganteng.

Sambil dipijit Dini membatin, kasihan amat lelaki muda tampan kok hanya jadi tukang pijit panggilan. Sedemikian parahkah angka pengangguran di negeri ini?

Tiba-tiba suaminya minta Dini untuk melepas segala pakaiannya, karena tukang pijit itu hendak menggaulinya. Awalnya Dini tidak mau, bagaimana mungkin “asset” miliknya diserahkan ke lelaki lain? Tapi karena dipaksa, akhirnya menuruti juga meski jengah rasanya.

Tapi anehnya,  ketika “pijitan” itu tengah berlangsung, Supardi KS menarik si tukang pijit dan Supardi KS lah yang: lanjutkan!

Saat adegan terkutuk itu selesai dan suami ke toilet, Dini bertanya pada si tukang pijit, jawabnya sangat mengejutkan, “Saya ini gigolo kok Mbak, bukan tukang pijit!”

Kini Dini baru paham dan sadar bahwa Supardi hanya bisa berubah ukuran celananya manakala kala istri digauli lelaki lain dulu. Maka esok paginya Dini langsung menggugat cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. “Mending jadi janda ketimbang tiap hari bikin dosa,” kata Dini saat mendaftarkan gugatannya.

Supardi memang KS, Konyol Sekali, Kelainan Syahwat. (jpnn/gunarso ts)

Tags:
Nah Ini DiaposkotaPoskota-co-id

Reporter

Administrator

Editor