JAKARTA - Banjir yang menenggelamkan ratusan rumah warga di RW 07 Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, sudah beberapa kali terjadi. Tercatat dalam sepekan belakangan ini, sudah tiga kali air luapan kali Ciliwung menerjang pemukiman mereka.
Ketua RW 07 Mamad Sahroni mengatakan, air kiriman dari Bogor yang menerjang pemukimannya terus terjadi dalam beberapa hari belakangan ini. Dimana sejak Selasa (19/5) hingga hari ini, warganya tanpa henti terdampak banjir luapan Kali Ciliwung. "Tiga hari kebanjiran enggak putus-putus. Sempat surut sih, paginya surut, malamnya air naik lagi. Jadi banjir terus sampai sekarang," katanya, Kamis (21/5).
Selama tiga hari banjir menerjang, kata Mamad, ketinggian air luapan Kali Ciliwung paling parah pada Rabu (20/5) malam. Dimana air luapan naik hingga mencapai sekitar 3 meter meski siang harinya mulai surut. "Kalau malam sampai dinihari yang bahaya, karena biasanya kalau sudah pagi sedikit-sedikit mulai surut," ujarnya.
Tingginya air luapan kali Ciliwung itu, kata Mamad, karena kondisi pemukiman warga berada dikawasan yang rendah. Ditambah lagi, normalisasi kali Ciliwung juga terhenti di kawasan itu. "Karena sebelumnya mau ada pembangunan sodetan, makanya normalisasi terhenti. Makanya banjir disini masih tinggi," ungkapnya.
Dari banjir yang terjadi selama tiga hari belakahangan ini, Mamad mengaku belum ada satu pun warga yang mengungsi. Pasalnya warga menilai air yang datang itu masih terbilang normal dan pastinya akan cepat surut. "Tempat pengungsian di GOR Otista sudah disiapkan untuk antisipasi, cuma warganya belum ada yang gerak," terangnya.
Pengurus RW 07, kata Mamad, juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kelurahan terkait kebutuhan warga bila nantinya mengungsi. Namun warga memilih bertahan karena masih dapat memenuhi kebutuhan logistiknya sendiri dan secara fisik sehat. "Alhamdulillah enggak ada yang sakit, sehat semua dan masih bertahan di rumah mereka," pungkasnya. (Ifand/fs)