Nah Ini Dia

Dua Tahun Jadi Pamong Desa, Hasilnya Hamil 2 Bulan

Selasa 28 Apr 2020, 07:20 WIB

PAMONG desa itu jabatan bergengsi di kampung. Tapi Wibowo (40), dan Estuning (30), yang keduanya jadi pamong desa di Kecamatan Pedan, Klaten (Jateng), dua tahun jadi pamong desa hasilnya lain.

 Mereka bukan membangun desa, tapi membangun cinta dengan hasil Estuning hamil 2 bulan. Warga desa pun menggelar demo.

Jadi pamong desa itu harus menjalankan program Pak Kades. Karenanya dia mengemban misi Pak Kades, bukan misi pribadi masing-masing perangkat desa. 

 Tapi di banyak peristiwa, sering terjadi antar perangkat desa malah terlibat perbuatan mesum, memanjakan “perangkat lunak”-nya.

 Dengan demikian cinta lokasi bukan milik artis saja, antar pamong desa juga bisa terjebak hubungan terlarang itu karena setiap hari ketemu.

Wibowo yang menjabat Urusan Perencanaan di desa wilayah Kecamatan Pedan, sudah lama mendampingi Pak Kades, seiring dengan terpilihnya Pak Kades Pringgo.

 Lantas, dua tahun lalu masuk perangkat baru, namanya Estuning, yang ditunjuk di bagian Pelayanan Masyarakat. Sejak itu Wibowo jadi akrab dengan Estuning yang statusnya masih lajang alias perawan tulen.

Selain rajin bekerja, Estuning juga rajin bersolek. Namanya juga seorang gadis yang sedang berpromosi diri. Karena kepintarannya ngadisalira (bersolek), Estuning jadi lebih indah dari warna aslinya, meski ukurannya tetap 10 R.

 Nah, di sinilah Wibowo  mulai tertarik pada Estuning, meski di rumah juga sudah punya istri.

Rupanya Estuning tahu gejolak jiwa dan perasaan seniornya itu. Namanya juga bagian Pelayanan Masyarakat, dia lama-lama dan pada akhirnya bersedia pula jadi pelayanan syawat Mas Wibowo, demikian Estuning menyebut. 

Sejak itu Estuning siap diputer-puter seperti tuning radio, kruick kruick……brbttttt……..sampai ketemu gelombang yang pas.

Keintiman dan keakraban antar pamong desa itu memancing kecurigaan warga, sehingga mereka melayangkan teguran pada Kades Pringgo. Pak Kades pun segera menegur keduanya, untuk menjaga jarak sehingga tak memancing kecurigaan warga. Padahal kala itu sama sekali belum ada tanda-tanda akan terjadinya prahara Corona.

Namanya setan sudah mendominasi keduanya, teguran Pak Kades tak diperhatikan benar. Diminta jaga jarak nol physical distancing, eh…..malah semakin lengket macam prangko. 

Dan apa yang ditakutkan warga itu pun terjadi, karena tahu-tahu Estuning dinyatakan positip. Bukan terpapar Corona, tapi terpapar limbah asmara Wibowo yang berupa kehamilan 2 bulan.

Gegerlah warga desa itu. Istri Wibowo mencak-mencak, dan keluarga Estuning juga sama mencak-mencaknya. Yang satu tak mau dimadu, yang satunya lagi tak mau jika tidak ditanggungjawabi alias dinikah resmi bukan sekedar PSBB yang di sini berarti: Perkawinan Sekedar Basa-Basi.

Karena kemelut dua pamong desa yang mau menyaingi kemelut dua stafsus Istana, warga desa setempat jadi marah. Masak Pak Kades tidak langsung memecat keduanya. 

Karena penyelesaiannya dinilai lamban, penduduk pun segera menggelar demo, menuntut Wibowo dan Estuning mengundurkan diri. 

Apa lagi keduanya pernah bikin pernyataan tertulis bahwa siap diberhentikan manakala mengulangi perbuatannya kembali.

Tobat tomat sih, setelah tobat kembali kumat! (SM/Gunarso TS/win)

Tags:
Nah Ini Dia

Reporter

Administrator

Editor