JADI Ketua RT mestinya jadi contoh buat warganya. Tapi RT Kamijan, 45, dari Gunung Kidul ini apa yang mau dicontoh? Janda Muryanti, 50, salah satu warganya sering digauli di ladang bebatuan. Giliran si janda hendak menikah, dia cemburu dan langsung dianiaya sampai wasalam setelah bubungan intim terakhir.
Jika cinta sudah melekat, biar janda lebih tua ditelateni juga. Sebab acuannya mbah Bendot Srimulat, “Yang penting rasanya Bung!”
Dan karena faktor cinta pula, seorang lelaki jadi lupa akan status sosialnya di tengah masyarakat. Jika jadi RT, mestinya berpikir 1.000 kali untuk ndhemeni (menzinai) janda anggota Corona (Comunitas Rondo Merana). Masak Pak RT tukang selingkuh?
Tapi RT Kamijan dari ini punya alasan, RT kan juga manusia biasa, biar jadi pejabat juga punya syahwat. Idih, baru RT sudah merasa pajabat, bagaimana kalau jadi Camat? Makin banyak ngkali wanita yang jadi medan pelampiasan syahwatnya.
Ketua RT ini sudah lama mengincar janda Muryanti yang lumayan cantik dan masih STNK. Jika ketemu janda itu otomatis ukuran celananya langsung berubah, dari M ke XL. Karena posisinya jadi Pak RT, dia punya kemudahan untuk bisa akses pada si janda itu. Kalau dia ke rumah Muryanti, paling-paling urusan administrasi kependudukan.
Muryanti memang sudah lumayan lama jadi janda, sekitar 3 tahunan. Maka ketika tahu Pak RT ada minat padanya, diberi lampu hijau. Dia tak berharap dinikahi, karena tak mau merusak rumahtangga orang. Tapi bagi dia yang selama ini kesepian, bisa pinjam pakai sudah lumayanlah.
Maka dengan alasan ke sawah, keduanya sering ketemu di ladang bebatuan, setelah berkomunikasi lewat HP. Di sinilah, dengan menggelar tikar plastik keduanya suka memadu kasih, tanpa ketahuan orang karena tempatnya yang linduk (tersembuniyi). Jika ada yang melihat, paling-paling burung dan gareng pung yang berbunyi owerrrr-owerrrr.
Berapa kali mereka berbuat mesum, tak pernah ada jurnalnya. Yang jelas, pada hubungan mesum terakhir kali, setelah berhubungan intim Muryanti minta hubungan ini diakhiri karena sebentar lagi akan menikah dengan seseorang.
Tentu saja Kamijan jadi cemburu. Tak mau kehilangan, dia minta rencana pernikahan itu dibatalkan saja.
Tentu saja Muryanti tak mau. Kalau batal nikah, memangnya Kamijan siap menampungnya jadi istri? Kok enak, setiap saat minta kelonan tapi tak ada jaminan status.
Lama-lama Kamijan jadi emosi, Pak RT kok disalah-salahkan oleh warganya. Maka janda Muryanti itu dianiaya, tapi kebablasan. Dia bukan sekedar babak belur, tapi mati untuk selamanya.
Tak uruang Kamijan jadi urusan polisi. Dalam pemeriksaan dia mengaku sudah sering kencan dengan Muryanti di ladang bebatuan. Dia jadi cemburu, dan karena tak mau kehilangan, akhirnya malah terjadi pembunuhan.
Dan akhirnya hilang selamanya... (gunarso ts)