Nah Ini Dia

Di-misscall Tak menjawab, Janda WIL Tewas Dibunuh

Jumat 28 Feb 2020, 07:05 WIB

GARA-GARA HP, manusia sekarang jadi tak beradab. Lihat kelakuan Rachmad, 49, dari Medan ini. Berani punya WIL, tapi kantongnga bokek. Giliran  WIL-nya d-miscall tak menjawab, dianggap sedang kencan dengan lelaki lain. Langsung saja Mita, 45, dicari di rumahnya. Begitu ketemu langsung ditusuk pisau  hingga tewas.

Dengan HP yang semakin canggih, komunikasi antar umat jadi semakin lancar. Tapi sisi buruknya, HP kini mampu bikin kacau negara, sehingga pemerintah ikut repot dibuatnya. Menfitnah  dan membully presiden, menteri, gubernur dan tokoh-tokoh penting, kini jadi  hobi sebagian manusia Indonesia. Tindak kriminal meningkat juga “berkat” HP canggih.

Contohnya kelakuan Rachmad, warga Medan ini. Berani punya WIL, tapi kantongnya bokek. Mau telpon langsung sayang pulsa, cukup misscall saja dengan harapan sang kekasih gelap nanti menjawab. Padahal kesibukan orang di seberang telpon kan tidak tahu. Bisa saja dia tak mendengar, bisa karena masih sibuk, bisa pula sedang tidur. Segala kemungkinan pasti ada.

Rachmad ini sebetulnya di rumah sudah punya “kendaraan” sendiri. Tapi melihat janda Mita yang masih mulus bebas dempul, ia kepincut. Diam-diam dia menggoda si janda. Dan kesempatan itu selalu ada, karena rumah mereka tak begitu jauh. Mereka sering ketemu di jalan, dan dari situlah bisikan-bisikan cinta dilayangkan.

Ternyata menaklukkan Mita tak begitu sulit. Meski janda itu tahu Rachmad sudah punya bini, dia merespon aspirasi urusan bawah lelaki tetangganya itu. Ibaratnya Pilkada, satu putaran langsung kena, padahal tanpa pasang spanduk dan baliho. Sejak itu keduanya sering jalan berdua. Aktivitas selanjutnya, hanya Mita-Rachmad yang tahu.

Tapi rupanya Rachmad ini lelaki pelit, atau memang sedang bokek. Masak untuk menghubungi WIL sayang keluarkan pulsa. Bila mau telpon Mita, cukup misscall dan nanti Mita yang menelpon segera. Begitu selalu yang dilakukan, dan ternyata Mita memaklumi saja. Mungkin ini juga strategi mereka agar “pemainan” ini tak diketahui istri Rachmad.

Sampailah kejadian beberapa hari lalu. Rachmad mencoba misscall Mita berulangkali, tapi tak dijawab. Langsung saja dia menduga bahwa WIL-nya sedang sibuk dengan PIL yang lain. Mendadak dia marah. Penampilan Rachmad yang soleh, karena selalu pakai peci, sama sekali tak membekas. “Perlu saya kasih pelajaran ini orang,” kata Rachmad.

Rachmad bukan guru, baik yang sudah PNS ataupun honorer K-2, tapi kenapa mau beri pelajaran? Pelajaran itu bukan berupa kapur dan buku, tapi pisau yang diselipkan ke pinggang. Dia cari Mita ke rumahnya. Kebetulan ketemu di jalan, saat Mita bersama keponakan hendak beli nasi. “Sudah kamu beli nasi sendiri, tantemu biar ikut saya.” Kata Rachmad.

Karena sudah kenal, sang keponakan mengiyakan saja. Tapi sepulang beli nasi dia melihat darah berceceran sampai rumah. Ternyata Mita habis ditusuk perutnya oleh Rachmad. Ponakan segera melarikan ke RSUP Adam Malik, tapi tak tertolong. Sementara Mita dimakamkan, polisi menangkap Rachmad yang soleh tapi berdarah dingin itu.

Sudah berdarah dingin, pelit pulsa lagi. (gunarso ts) 

Tags:
Nah Ini Dia

Reporter

Administrator

Editor