Ilustrasi.

Induk

Awas Longsor!

Kamis 27 Feb 2020, 07:35 WIB

BENCANA banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya menyedot perhatian publik. Maklum akibat terjangan air bah aktivitas warga lumpuh. Selain permukiman dan tempat tinggalnya kelelep, akses jalan pun putus lantaran terendam .

Tak heran bila di mana-mana warga berguncing seputar tamu tak diundang bernama banjir yang hampir seminggu sekali datang melumpuhkan aktivitas publik. Mereka was-was banjir bakal terus melanda, mengingat musim hujan masih cukup panjang.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG), musim hujan tahun ini sampai April. Bahkan, pada Maret 2020, hujan ekstrem disertai anging kencang dan petir akan terjadi di Jakarta.

Merujuk prediksi BMKG tentu semua pihak baik stakeholder maupun warga patut waspada bukan saja terhadap banjir juga bencana tanah longsor. Apalagi tanah di Jakarta, terutama Jakarta Selatan dan Jakarta Timur banyak yang rawan longsor.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta  mencatat setidaknya ada 10 wilayah di Ibukota yang rawan longsor yakni Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu,  Pesanggrahan, Kramatjati dan Pasar Rebo.

Longsor disebabkan  beberapa hal, salah satunya lantaran curah hujan tinggi.  Hujan ekstrem  yang mengguyur secara terus menerus dengan mudah menggerus tanah permukiman warga.

Contohnya di Jagakarsa. Akibat diguyur hujan deras pada Selasa (25/2/2020) dini hari, tanah di Gang Al-Amin,  Jagakarsa longsor. Longsoran tanah menimpa rumah warga yang ada di sekitarnya.

Memang bencana   tanah longsor di Jagakarsa pada saat itu tidak menelan korban jiwa. Namun, peristiwa ini patut diwaspadai, karena di saat hujan esktrem yang sering terjadi, tanah longsor berpotensi terjadi.

Antisipasilah  sinyal bahaya tanah longsor. Pemprov DKI Jakarta dan warga harus bahu membahu mempekokoh tebing yang terkikis akibat sering diguyur hujan deras.

Pastikan bebatuan tebing-tebing yang ada mampu menahan guyuran hujan se-ekstrem apapaun. Bila respons terhadap tanda-tanda atau sinyal bencana itu cepat, setidaknya bisa menghindarkan terjadinya bencana tanah longsor.

Jangan setelah terjadi bencana tanah longsor baru merespons,  maka yang akan muncul adalah saling menyalahkan. Sekali lagi kita ingatkan, awas tanah longsor. @*

 

Tags:

Reporter

Administrator

Editor