KUSMAR, 30, memang lelaki koplak. Rumah tangga baru 45 hari sudah ribut melulu, karena sikapnya yang kasar. Tapi ketika istrinya, Rini, 26, minta pulang ke Tuban dan diceraikan, eh...malah dianggap singkong saja. Dia ambil bensin dan istri pun dibakar. Untung segera diselamatkan tetangga ke RS.
Ketika masih pacaran, banyak lelaki pasang etalase diri. Dia bikin pencitraan bahwa lelaki yang santun, beriman, dan bertanggungjawab pada keluarga. Jika ditambah ahli menata kata, pasti banyak cewek yang terbius. Paling tidak langsung percaya 58 persen pada kesempatan pertama.
Padahal setelah jadi suami istrinya, mulai kelihatan aslinya. Yang alim ternyata dzolim, nampaknya bagus tapi ora urus (kurang ajar).
Kusmar warga Kelurahan Gak Eruh Kecamatan Gak Jelas, Surabaya, adalah salah satu cowok yang demen pencitraan. Saat mendekati Rini perempuan cantik asal Tuban, wih….penampilannya dibuat demikian santun, seiman.
Berkat keahliannya menata kata, dia menjanjikan ini itu setelah nanti berhasil membangun rumahtangga bersama Rini.
“Saya pastikan rumahtangga kita akan bahagia. Kenapa, karena sebagai suami saya harus tunjukkan keberpihakan pada istri.”, begitu kata Kusmar persis kampanye Pilkada.
Berkat penampilan luar Kusmar yang memukau, keluarga Rini tak keberatan mengambil Kusmar sebagai menantunya. Singkat cerita perkawinan Rini-Kusmar sudah dilangsungkan, dan kemudian pengantin baru itu boyongan ke Surabaya.
Mereka tinggal di rumah sendiri. Tak jelas, itu pemberian orangtua, atau hasil keringat Kusmar sendiri lewat kredit rumah DP nol rupiah.
Awalnya Rini bahagia bersuamikan Kusmar. Tapi seminggu kemudian, barulah nampak aslinya. Ternyata suaminya itu lelaki gampang marah, cengkiling (suka memukul), bahkan mengata-ngatai dengan menyebut hampir semua koleksi Kebon Binatang Wonokromo. Memaki dengan kata anjing, babi, termasuk kampret dan kecebong adalah kata-kata rutin Kusmar, padahal Pilpres sudah lama lewat.
Lama-lama tak tahan juga Rini. Tepat 45 hari usia perkawinan mereka, Rini minta dipulangkan ke rumah orangtuanya di Tuban. Persis seperti Betharia Sonata dalam lagu “Hati yang luka” cuma ini tidak pakai uwo-uwoooo. “Aku di kampung, sampeyan segera urus perceraian kita ya,” kata Rini.
Ternyata Kusmar berkebaratan. Bagaimana sih, ibarat ngreyen kendaraan, belum ada 1.000 Km kok sudah ditarik leasingnya, memangnya cicilan kredit tidak lancar.
Belum juga dia memberi jawaban ya atau tidak, tahu-tahu Rini sudah berkemas-kemas siap dengan koper dan kardus supermienya. Dia jadi emosi. Bak singkong kupasan, langsung saja dia ambil bensin dan dibakarlah istrinya...
Tentu saja Rini berteriak-teriak minta tolong. Untung tetangga dengan sigap menolongnya dan melarikannya ke RSUD dokter Sutomo. Meski banyak luka bakar di sana-sini masih bisa diselamatkan jiwanya. Sedangkan Kusmar yang koplak pikirannya itu kini tengah diadili di PN Surabaya.
Jika tubuh Rini tak lagi mulus, mestinya dijadikan subsider untuk nambah hukuman badi Kusmar. (gunarso ts)