Harga Gula Menggila, DPR: Permainan Mafia

Jumat 14 Feb 2020, 09:50 WIB
Gedung DPR -MPR Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. (reuters)

Gedung DPR -MPR Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. (reuters)

JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin mengatakan kelangkaan gula pasir di pasar tak lain karena permainan mafia. Mereka sengaja menimbun, karena tahu permintaan pasar meningkat jelang Bulan Ramadhan.

"Bisa jadi ada yang nimbun untuk  ambil untung besar karena pasokan gula  berkurang baik produksi dalam negeri  maupun gula impor," kata politisi PKS ini, Kamis (13/2).

 Untuk itu, Satgas Pangan harus bertindak tegas kepada mafia atau spekulan yang nakal yang ingin mengambil untung besar. "Satgas Pangan harus  bertindak tegas mengatasi spekulan yang sengaja menumpuk gula pasir  yang mengakibatakan langkanya gula di pasar," ucapnya.

Andi Akmal mengingatkan persiden Jokowi untuk turun tangan terkait kian banyak kasus penimbunan pangan seperti gula pasar dan bawang putih dan bahan pokoknya lainnya.

Ia juga mengingatkan Presiden  Jokowi jangan hanya mendengar orang di sekitarnya saja, tapi juga mendengar dari berbagai kalangan. Dengan demikian akan mengetahui kondisi objektif mengenai pangan.

"Ya harus mendengar banyak kalangan. Jangan hanyan ABS (asal bapak senang, red). Jika itu terjadi, maka yang sengsara adalah rakyat kecil," katanya.

Andi Akmal juga mengingatkan Presiden Jokowi jangan hanya konsen kepada pemindahan Ibu Kota Negara, tapi juga harus memikirkan bagaimana supaya harga   sebilan bahan pokok tetap stabil.

"Presiden Jokowi jangan konsen kepada pemindahan Ibu Kota Negara saja, tapi juga bisa menjaga harga pangen stabil," katanya.

Sebelumnya, ada kelangkaan gula pasir di pasar dan mini market. Kondisi ini jelas membuat masyarakat khawatir karena bukan hanya harga yang naik tapi pembelian un dibatasi.

Bukan hanya di Jakarta, di berbagai daerah juga demikian.  Sejak hampir dua pekan ini, sejumlah konsumen, khususnya di Bandar Lampung, mengeluhkan kesulitan mencari gula pasir, baik di supermarket modern maupun minimarket. Bahkan di pasar tradisional, gula pasir kemasan dan bermerek seolah menghilang, alias kosong.

Sementara ada gula curah, namun harganya juga sudah melesat Rp14 ribu hingga Rp15 ribu /Kg.  (ifand/rizal/bi)

News Update