Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Masjid Istiqlal. (ist)

Induk

Terowongan Silaturahmi

Sabtu 08 Feb 2020, 08:35 WIB

BABAK baru dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terowongan silaturahmi segera dibangun di antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Kedua tempat ibadah yang terletak berseberangan tersebut selama ini dikenal sebagai simbol silaturahmi antar – umat beragama. Cermin adanya keberagaman dalam persatuan sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bersatu dalam keberagaman.

Pembangunan terowongan ini, tentu diharapkan akan semakin menguatkan rasa persatuan dan kesatuan di atas keberagaman.

Kita mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah sebagai upaya membangun silaturahmi. Dengan jalan penghubung bawah tanah ini, antara masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral semakin menyatu. Tak lagi terpisahkan oleh jalan raya yang membelah keduanya.

Warga dari halaman masjid bisa langsung menuju ke halaman gereja, begitu sebaliknya, tak perlu lagi menyeberang jalan yang selama ini memisahkan. Kita memaknai terowongan ini tak sebatas simbol persatuan di atas keberagaman, tetapi upaya nyata pemerintah  untuk memperkokoh silaturahmi tanpa membedakan latar belakang agama, termasuk di dalamnya suku, ras dan antar- golongan serta status sosial ekonominya.

Yang perlu dicermati kemudian adalah aksi nyata bagi kita semua mewujudkan kebersamaan dalam kehidupan sehari – hari melalui ucapan, sikap dan perilaku perbuatan. Wujudnya saling menghormati adanya perbedaan, menghargai hak asasi  masing – masing pribadi, termasuk dalam memeluk agamanya dan menjalankan syariat agamanya. Tidak saling mengganggu, tidak pula memaksakan kehendak karena adanya perbedaan. Jika perbedaan sebuah keniscayaan, maka tidak patut dipertentangkan.

Sejarah telah membuktikan negara kita dipersatukan karena perbedaan. Negara kita berdiri di atas perbedaan. Saling menghargai adanya perbedaan telah pula teruji.

Dalam pembangunan Masjid Istiqlal sendiri tercermin adanya persatuan dalam keberagaman. Sejarah mencatat, pembangunan masjid terbesar di Asia Tenggara ini diprakarasi Presiden RI saat itu, Ir.Soekarno. Peletakan batu pertama pada 24 Agustus 1951. Arsitek masjid bernama  Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Persaudaran sebangsa telah dibangun sejak lama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari kita perkokoh dan perkuat. Jangan usik perbedaan karena beda kepentingan dan tujuan. (*).

Tags:

Reporter

Administrator

Editor