UNDERPASS Gandhi Kemayoran, Jakarta Pusat, kelelep lagi. Terendamnya terowongan di areal yang dikelola Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Kemayoran alias Kementerian Sekretariat Negara itu akibat guyuran hujan deras Minggu (2/2/2020).
Tak tanggung-tanggung ketinggian airnya mencapai 4 meter lebih. Kondisi memprihatinkan di underpass ini sama persis seperti pada Minggu (26/1) yang lalu.
Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya mencatat hingga kemarin sore underpass di kemayoran tidak bisa dilalui karena masih terendam banjir yang lumayan tinggi.
Kembali terendamnya underpass di Kemayoran mengundang reaksi publik. Mereka mempertanyakan antisipasi dan kesigapan aparat terkait mengatasi datangnya tamu tak diundang berupa air bah.
Pertanyaan pubik bisa dipahami lantaran dugaan kelelepnya underpass di Kemayoran sebenarnya sudah diketahui antara lain pompa air atau drainase yang bermasalah.
Publik berharap Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Kemayoran dalam hal ini Kementerian Sekretariat Negara dan Pemprov DKI Jakarta segera membenahi pompa air yang bermasalah di underpass itu.
Apalagi musim hujan tergolong masih panjang yakni hingga April. Bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Februari-Maret.
Pada bulan-bulan itu curah hujan ekstrem malah akan melanda Jakarta dan sekitarnya. Bila pompa air dan persoalan lain yang ada di underpass Kemayoran tidak segera diberesi maka berpotensi terendam air bah lagi.
Terendamnya akses jalan tersebut dipastikan membuat warga Kemayoran dan sekitarnya kelabakan. Kehidupan mereka terganggu lantaran tak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Kita mendorong persoalan underspass Kemayoran segera diatasi. Jangan sampai persoalan itu berlarut-larut, sehingga publik tidak terus bertanya, “Ada apa dengan terowongan Kemayoran?” @*