Nasional

DPR: TVRI Bukan BMUN yang Kejar Profit, Tapi TV Publik

Senin 06 Jan 2020, 23:11 WIB

JAKARTA - Anggota  Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan menanggapi masih adanya sejumlah tunggakan di TVRI  untuk pembayaran pihak  ketiga atau biasa disebut gagal bayar di tahun  2019 dengan sikap dingin

Ia menjawab secara umum, memang persoalan keuangan di TVRI harus  dibenahi secara komprehensif terutama sistem pembayaran SKK  Karyawan yang harus cepat dan tepat.

Selain itu persoalan tunjangan kinerja yang tidak kunjung turun atau selesai,  diakuinya juga sebagai permasalahan mendasar. Farhan juga menanggapi tentang pembelian program-program  asing yang diakuinya juga bisa menyedot anggaran TVRI.

"Oleh sebab itu direksi dan Dewas  (Dewan Pengawa, red) harus  kembali menyadari bahwa TVRI  itu adalah lembaga penyiaran publik yang tidak berorientasi preofit. Bukan  BUMMN dan bukan sebuah perusahaan yang mencari untung sehingga prinsip kehati-hatian penggunaan anggaran APBN harus menjadi prioritas. Karena laporan bertanggung jawaban kepada  publik, bangsa dan negara," katanya saat dihubungi, Senin (1/6/2019).

Farhan menilai,  agar para pimpinan di TVRI  dapat  menunjukan prilaku  bukan BUMN.  "TVRI  belum maksimal melakukan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penyiaran publik," katanya.

Sementara menurut sumber  di TVRI,   terkait masih danya tunggakan pembayaran kepada  pihak ketiga atau gagal bayar di tahun 2019 itu diduga sebanyak 27 milar  untuk program liga inggris.  5 milar untuk  BWF Badminton, Rebrending logo baru TVRI  sebanyak 8 milar, biaya panjar-panjar  pihak ketiga sebesar 20 milar.

Persoalan gagal bayar honor karyawan  bukan hal baru pertama di TVRI  2018 TVRI juga  gagal bayar SKK Karyawan  sebesar 7,6 miliar. (rizal/win)

Tags:
TVRITV PUBLIK

Reporter

Administrator

Editor