Nusantara

Hujan Baru Turun, Petani Kroya Langsung Lakukan Percepatan Pengolahan Lahan

Minggu 03 Nov 2019, 18:32 WIB

INDRAMAYU - Hujan baru turun kurang dari 10 kali, tapi bagi petani di Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sudah cukup sebagai pertanda dimulainya percepatan tanam secara alami. Ini ditandai dengan pengolahan tanah atau mencangkul sawah dan pembuatan lahan persemaian atau membuat lahan bibit padi. Petani di Kecamatan Kroya sadar, sawah di wilayahnya tak terjangkau infrastruktur pertanian, berupa saluran irigasi teknis. Tapi para petani di daerah itu ingin menanam padi seperti petani yang lain. “Karenanya pas air hujan turun baru beberapa kali saja, para petani sudah girang memulai pengolahan tanah, sekaligus membuat lahan persemaian,” ujar Sunali (48), warga Kecamatan Kroya. Diakui, petani di Kecamatan Kroya terbilang petani yang sangat rajin. Tatkala para petani di daerah lain yang sawahnya dimanja air irigasi masih santai menunggu air irigasi mengalir ke sawah, justru para petani di Kecamatan Kroya sudah lebih dahulu terjun mencangkul sawah dan membuat lahan persemaian. “Para petani di Kecamatan Kroya dari dahulu sudah terbiasa atau sudah alami melakukan percepatan pengolahan tanah dan membuat persemaian. Perhitungannya, tatkala musim penghujan datang, tanaman padi sudah cukup umur sehingga bisa tumbuh subur dan lebih cepat dipanen dibandingkan tanaman padi di kecamatan lain,” kata petani. Masa panen padi lebih awal katanya lebih menguntungkan dari sisi ekonomi, lantaran harga jual gabahnya tergolong tinggi. Berbeda ketika panen raya atau masa panen berbarengan, harganya akan turun atau jatuh. “Petani Kecamatan Kroya ini istilahnya petani yang kurang diuntungkan dari sisi infrastruktur. Karena itu harus dijawab para petani melalui semangat dan kerja keras,” katanya. Berkat tingginya semangat dan kerja keras, setiap tahun petani di Kecamatan Kroya acapkali menikmati hasil panen padi Musim Tanam (MT) Rendeng lebih awal, dibandingkan petani yang mempunyai sawah beririgasi teknis yang cenderung lebih santai karena dimanjakan oleh air irigasi yang acapkali mengalir sendiri ke sawah. Kalau sawah di Kecamatan Kroya tidak begitu. “Mana ada air irigasi bisa mengalir ke sawah-sawah petani. Wong saluran irigasinya saja tidak ada,” ujarnya. Ribuah hektar sawah di Kecamatan Kroya umumnya berstatus sawah non teknis alias sawah tadah hujan. Sawah itu hanya setahun sekali bisa ditanami padi. Airnya hanya mengandalkan air hujan. Berdasarkan data yang diperoleh Poskotanews di Kantor Kecamatan Kroya, luas areal sawah di Kecamatan Kroya mencapai 5.500 Hektar. Pada musim penghujan sawah-sawah itu ditanami padi. Tapi pada musim kemarau sebagian besar ditanami palawija dan sayur-sayuran. Tidak banyak sawah di Kecamatan Kroya yang bisa ditanami padi dua kali seperti sawah beririgasi teknis di Kecamatan Bongas, Anjatan, Gabuswetan, Cikedung, Terisi, Lelea dan sebagainya. (taryani/yp)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor