BEKASI - Penyakit jantung jangan dipandang sebelah mata dalam kehidupan. Kasus inj menjadi salah satu penyeban kematian di urutan nomor satu. Dalam memperingati Hari Jantung Sedunia pada 2 pekan lalu, 12 September RS. Awal Bros group menggelar seminar medis yang bertema “Multidisciplinary Approach In Managemenbacardiovasculator Disease”, bertempat di Haris Hotel Summarecon Bekasi, Sabtu (12/10/2019). “Kita akui penyakit kardiovaskulator masih menjadi ancaman dunia, dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyumbang kematian nomor satu di seluruh dunia,“ ungkap dr. Andriga Dirgantomo, Sp Jp, Fiha, salah satu pembicara dalam Seminar Rs. Awal Bros Bekasi. Seminar medis ini dihadiri 200 peserta yang merupakan dokter dan fasilitator kesehatan dari klinik, Puskesmas. RS Awal Bros juga mengahdirkan 5 dokter spesialis penyakit jantung dan penyakit dalam sebagai pembicara. Mereka memberikan penjelasan serta edukasi lebih mendalam mengenai pendekatan multidisiplin dalam managemen penyakit kardiovaskulator, yang dimoderatori oleh dr. LuLa Kamal yang juga sebagai Bintang Iklan. “Data organisasi WHO menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia ini meninggal dunia akibat penyakit jantung dan pembuluh darah,” urainya. Sementara itu sebagai pembanding, Penyakit HIV/AIDS, malaria, TBC, secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi dunia. “Berdasarkan data riset kesehatan dasar, tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah smakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya 15 dari 1000 orang, atau 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung,“ bebernya. Lebih lanjut dr. Andriga menjelaskan tentang sindrom koroner akut, menurutnya, kondisi dimana aliran darah menuju jantung berkurang secara tiba-tiba, seperti nyeri dada terdindih benda berat yang merupakan gejala paling umum dari kondisi ini. “Biasanya oleh orang awam, terkadang gejala sindrom koroner akut disalahartikan sebagai angin biasa dan menyebutnya ini angin duduk, Padahal pada beberapa kasus serangan seperti itu bisa mematikan seseorang,“ jelasnya lagi. Dalam Seminar kali ini, 5 dokter spesialis pun berpesan kepada para tamu undangan seminar dan maayarakat, agar tetap menjaga pola hidup sehat dan pola makan yang beraturan. “Semua penyakit kembali pada diri sendiri, jika benar-benar menjaga pola makan dan pola hidup sehat, rajin berolahraga akan mengurangi serangan penyakit tersebut, khususnya bagi masyarakat di Kota Bekasi yang padat dengan aktofotasnya juga harus rajin kontrol kesehatan minimal 2 minggu sekali. Pada intinya jangan abaikan serangan- serangan kecil pada tubuh, jika rajin kontrol kesehatan, maka kita akan tau dan bisa lebih waspada, disiplin dalam menjaga pola hidup, “ tutupnya.(lina/win)
Gaya Hidup
Jangan Sepelekan, Bukan Sekedar Angin Duduk, Tapi Itu Sindrom Koroner Akut yang Mematikan
Sabtu 12 Okt 2019, 21:18 WIB