MEMBUAT sebuah keputusan dalam sebuah induk organisasi olahraga, bukan hal yang mudah bagi seorang perempuan terlebih jika keputusan yang diambil melahirkan pro dan kontra. Tidak terkecuali Ratu Tisha Destria, perempuan pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ya, pasca menandatangani penundaan leg kedua final Piala Indonesia 2018/2019 antara PSM Makassar dan Persija Jakarta di Stadion Mattalatta, Minggu (28/7/2019), wanita berusia 34 itu harus menghadapi sebuah petisi untuk menanggalkan jabatannya sebagai Sekjen PSSI. Petisi tersebut muncul melalui situs change.org. Salah seorang suporter bernama Bahtiar Baso membuat petisi menuntut agar Ratu Tisha, mundur dari jabatannya. Menurutnya, penundaan tersebut telah membuat puluhan ribu masyarakat yang menantikan laga tersebut, kecewa. "Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, mengeluarkan keputusan menunda pertandingan leg kedua final Piala Indonesia antara tuan rumah PSM Makassar vs Persija Jakarta hingga waktu yang belum ditentukan melalui surat nomor 2709/AGB/536/VII-2019 (Jakarta, 28 Juli 2019)," tulis Bahtiar, dikutip dari situs change.org. "Atas keluarnya keputusan ini, puluhan ribu masyarakat yang hadir di Stadion Mattoangin Mattalatta Makassar dan masyarakat se-Indonesia yang telah menanti pertandingan ini batal menyaksikan pertandingan. Maka dengan ini kami menyatakan sikap," lanjutnya. Petisi tersebut dibuat pada Minggu (28/7) malam dan hingga berita ini diturunkan sudah didukung lebih dari 10 ribu orang. Dalam petisi tersebut, ada sebanyak lima poin yang mereka sampaikan. Selain menuntut mundur dari jabatannya, mereka juga meminta kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementrian Pemuda Olahraga untuk membentuk kepengurusan PSSI sesuai mekanisme yang ada. Ratu Tisha dinilai telah ikut menyebarkan hoaks terkait keamanan dan kondusivitas venue. Karena, TNI dan Polri sudah menjamin keamanan dan kondusivitas venue sebelumnya. Tidak Sesuai Surat keputusan yang dikeluarkan Ratu Tisha, 2 jam sebelum kick-off juga dianggap tidak sesuai dengan regulasi PSSI yang bertanggal di Jakarta. Padahal di waktu yang bersamaan Ratu Tisha sedang berada di Makassar. Ratu Tisha juga dinilai lepas tanggung jawab karena tidak ada satu pun pihak dari PSSI yang hadir di stadion untuk menyampaikan penundaan pertandingan. Mengenai hal itu, Sekjen PSSI dinilai tidak memiliki etika dan tidak menghormati pecinta sepakbola, khususnya yang ada di Makassar. Hingga berita ini diturunkan, Ratu Tisha belum memberikan tanggapan terkait petisi tersebut. Ratu Tisha sendiri bukan tanpa pengalaman dalam mengurus sepakbola. Sejak duduk di bangku SMA, ia bahkan sudah menggemari dunia sepakbola dengan memanajeri timnya. Berkat campur tangannya, tim bola sekolahnya berhasil meraih juara di beberapa turnamen. Sebagai siswa berprestasi, Ratu Tisha juga pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar antar budaya negara AFS di Leipzig, Jerman. Tim ITB Setelah lulus SMA, putri dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani ini, kemudian melanjutkan pendidikan strata satunya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan matematika. Di tempat ini, Ratu Tisha juga bergabung dalam Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB). Dalam tim tersebut Ratu Tisha menjadi bagian dari tim manajerial di bawah Liga Mahasiswa Jawa Barat dan Persib. Ratu Tisha menyelesaikan pendidikan S1-nya pada 2008. Setelah itu, Ratu Tisha mendapat tawaran untuk bekerja di sebuah perusahaan perminyakan Schlumberger. Di tahun yang sama, wanita kelahiran Jakarta 30 Desember 1985 silam ini juga mendirikan LabBola, yaitu sebuah usaha yang bergerak dalam bidang penyedia data analisis di dunia olahraga. Pada 2013, Ratu Tisha melanjutkan pendidikannya di federasi sepak bola dunia, FIFA. Ratu Tisha menjadi salah satu dari 28 orang dan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa FIFA. Saat itu, pendaftar pendidikan tersebut ada sebanyak 6400 peserta yang berasal dari penjuru dunia. Ketika kompetisi sepakbola Indonesia sempat terbekukan pada 2016, Ratu Tisha menggelar sebuah ajang ISC bersama PT Gelora Trisula Semesta (GTS). Dalam ajang tersebut, Ratu Tisha menjabat sebagai Direktur Kompetisi. Pada 2017, Ratu Tisha terpilih sebagai Sekjen PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Edy Rahmayadi. Ratu Tisha berhasil menjadi perempuan pertama yang menjabat sekjen PSSI dengan menyingkirkan 29 kandidat lainnya, menggantikan Ade Wellington yang mengundurkan diri. (junius/bu)
SPORT
Ratu Tisha Destria, Sejak SMA Sudah Menggeluti Bola
Selasa 30 Jul 2019, 08:45 WIB