Nusantara

12 Tahun Usaha, Pemilik Mpek-mpek Raup Rp8 Juta Sehari

Rabu 03 Jul 2019, 09:14 WIB

MPEK-mpek adalah makanan khas dari Palembang yang makin dikenal di tanah air, bahkan hingga ke negara luar. Terutama yang pernah berkunjung ke Palembang di untuk mengikuti acara olahraga atau melakukan tur. Makanan khas 'Wong Kito Galo' ini, terbuat dari bahan tepung sagu dicampur dengan ikan, laut atau sungai tergantung selera yang mengolahnya. Kemudian saat disantap di dampingi dengan air cuka (air cuka diberi cabe dan bumbu masak lainya) sehingga terasa sedap dirasakan lidah yang menyantapnya. Mmpek-mpek ini dari bahan yang sama , ada beberapa macam namanya. Ada yang namanya mpek-mpek telor, mpek - mpek dos, mpek - mpek kapal selam, mpek-mpek lenjer, mpek - mpek panggang, mpek - mpek udang dsb. Empek - empek kerupuk , mpek - mpek lenggang. Ada yang di goreng dan ada yang hanya direbus saja. Itulah mpek - mpek khas Palembang. Makanan khas Palembang ini mudah didapat di hampir semua tempat di kota Palembang ini, baik yang diperdagangkan di kampung kampung secara kecil kecilan maupun yang dikelolah secara besar oleh warga maupun perusahaan yang telah punya nama atau masing masing hak patennya, termasuk harga jualnya yang bervariasi satu dengan lainya. Begitu juga harga jual dan kwalitasnya tentu akan berbeda, namun meski demikian standar rasa hampir semuanya sama. Kini makanan khas Palembang ini kenyataannya sudah semakin diminati, tidak saja bagi warga setempat tapi sudah menjadi santapan para pendatang bahkan termasuk yang dari luar negeri. Makanan khas Palembang sudah menjadi salah satu aicon kota Palembang, terbukti setiap harinya sudah tonan kemasan mpek mpek dibawa keluar Palembang sebagai oleh oleh bagi pendatang maupun keluarga yang keluar Palembang, sehingga tidak heran jika di kota Palembang sudah cukup banyak yang membuka usaha ini secara besar besaran. Salah satu Usaha 'Pempek Lala' yang berdiri tahun 2007, yang ini sudah terus berkembang. Ini bisa terjadi karena Nymas Fadillah (39) pemiliknya selalu mengevaluasi usahanya agar kwalitas usahanya semakin baik. Ia mengatakan usahanya sudah berkembang menjadi dua ruko. Walau tidak membuka cabang, namun pelanggan terus bertambah, kini mencapai omzet hingga Rp8 juta perhari, hingga karyawan pun mencapai 25 orang. "Alhamdullilah pelanggan terus bertambah. Kita bukan cuma asal jual barang, namun kita tidak mau mengecewakan pembeli. Kita menjaga kwalitas barang," jelas Isteri dari Nandi Agus ini. (hasby/fs)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor