Nah Ini Dia

Bini Berpenampilan Sosialita Ternyata Jadi WIL WN Korea

Senin 24 Jun 2019, 07:43 WIB

SAAT di Surabaya suami istri Joko – Murni masih miskin. Tapi setelah kerja di Cilegon Banten, hidupnya makmur. Celakanya, Murni, 35, tak tahan godaan, sehingga terpikat WN Korea dan dijadikan WIL. Tentu saja Joko, 40, tidak tahan. Rumahtangga yang sudah dibina 10 tahun itu berantakan, Murni kembali ke Surabaya berstatus janda. Jodoh pilihan ustadz, , biasanya tepat dan menjadikan rumahtangganya bahagia nan sejahtera. Syaratnya tentu saja, tak mudah tergoda setan. Cinta mereka mutlak hanya untuk suami atau istri belaka, tidak diecer-ecer macam sembako. Jika termakan syaiton, pak ustadz tentu saja tak berani menggaransi. Maka resiko belakangnya, ya tanggung sendiri. Sepuluh tahun lalu Joko menikah dengan Murni memang masih model Siti Nurbaya, dalam arti dijodohkan. Orangtua Murni yang merasa cemas putrinya belum punya pasangan dalam usia 25 tahun, minta tolong ustadz guru ngajinya untuk dicarikan jodoh buat anaknya. Pak ustadz pun berdasarkan ijtimaknya kemudian menyodorkan nama: Joko. Sosok Joko tampilannya lumayan. Orangnya berpostur gagah, pembawaannya ramah. Kalau ada cacat, belum punya pekerjaan tetap. Tapi Pak Ustadz tak malu menjodohkan untuk Murni, karena yakin bahwa Allah akan memberikan rejeki pada umatnya cap apapun. Alhamdulillah Murni juga cocok, sehingga 6 bulan kemudian keduanya naik ring. Sampai punya anak satu, belum juga kran rejeki digelontorkan Allah secara full, sampai-sampai Joko harus jadi kuli panggul segala. Ikut kerja proyek padat karya, pokoknya kerja apa saja, yang penting halalal tayiban. Jika upah yang diterima tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, masih ada dana talangan dari kedua orangtua masing-masing. Rejeki Joko-Murni mulai menggeliat ketika Joko diterima kerja di perusahaan asing di Cilegon. Kehidupan rumahtangga mereka mulai membaik, terbukti sudah mampu beli rumah BTN, dan juga bisa beli mobil lewat leasing. Maka jangan heran, knalpotnya berbunyi aneh: dit, dit, dit, kreditttt...... Lha memang hasil kredit. Tetangganya di komplek mayoritas keluarga menengah. Otomatis Ny. Murni terlibat kegiatan ibu-ibu di sana. Bukan saja pengajian dan arisan, tapi juga jalan-jalan ke mal. Yang terakhir ini yang bikin banyak pengeluaran, karena sebentar-sebentar Murni harus keluar uang banyak untuk bisa mengimbangi gaya pergaulan dengan  ibu-ibu sekelilingnya. Resikonya, gaji suami jadi tekor melulu sehingga Murni mengajukan APBD perubahan. Tapi meski dana sudah ditambah, tetap saja tekor. Joko pun heran, boros amat istrinya, kayak Toyota Landrover yang doyan minum bensin. Tapi setiap diingatkan, malah Joko dituduh pelit. “Apa sampeyan senang istrinya tampil kucel kayak emak-emak antri beras raskin?” kata Murni mendebat suami. Sejak itu Joko menggunakan politik anggaran, pengeluaran diperketat, sehingga istri tak bisa lagi kluyuran di mal bersama ibu-ibu. Tapi itu hanya seminggu. Minggu berikutnya Murni sudah “jaya” kembali meski tak ada aliran dana dari suaminya. Bahkan sekarang pakai kursus bahasa Inggris dan Korea segala. Dapat dana segar dari mana dia? Ketika didesak suami, akhirnya Murni mengaku bahwa dia sekarang jadi cem-ceman alias WIL-nya WN Korea yang punya proyek di Cilegon. Sadar bahwa asetnya sudah diacak-acak asing, dia kemudian menggugat cerai istrinya ke Pengadilan Agama. Majelis hakim mengabulkan dan keduanya pun berpisah. Celakanya, setelah Murni menjanda, ternyata tidak juga dinaikkan statusnya oleh WN Korea tersebut. Sebagai lebai malang Murni kini kembali ke Surabaya bersama anaknya dan harus mulai dari nol kembali. Dan Joko sendiri sedang longok sana longok sini untuk mencari istri pengganti. Sudah lama nggak ngetap olie, ya? (*/Gunarso TS)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor