INDRAMAYU - Varietas atau jenis padi IR 32 di kalangan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tergolong varietas lama yang bisa disebut sudah usang, karena kini sudah ada varietas baru pengganti IR 32 yaitu Inpari, Ciherang dan sebagainya. Namun ribuan petani di Indramayu, Jawa Barat, masih menggandrungi tanaman padi varietas IR 32. Salah satu alasannya sebagaimana disebut Kadman, 63 karena varietas IR 32 itu termasuk jenis padi yang tahan terhadap gangguan hama wereng. Selain itu hasil panen IR 32 cukup bagus. Di Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, hasil panen setiap 1 hektar mencapai sekitar 6 ton lebih atau hasil panen bersih sudah dikurangi upah penderep dan biaya sewa mesin perontok padi atau grabad sekitar 5 ton. Hasil panen bersih sekitar 5 ton itu terbilang cukup tinggi. Jika dijual menurut harga yang berlaku sekarang mencapai Rp5 juta per 1 ton berarti jumlah total hasil panen 5 ton itu mencapai Rp25 juta. Dikatakan, varietas IR 32 memiliki kelemahan yaitu mudah rebah. Terutama jika bulir padi setengah bulan hendak dipanen. Tanaman padi jenis IR 32 itu jika tertiup angin mudah rebah atau roboh. Dampak rebahnya tanaman padi jelang panen ini terkadang menurunkan kualitas gabah. "Kualitas gabahnya bisa turun karena warna gabah kehitam-hitaman alias tidak kuning mulus," katanya. Sekalipun varietas padi IR 32 memiliki kelemahan mudah rebah, namun kata Jaya, 54 petani di Kecamatan Cikedung, petani tidak merasa kapok menanam padi varietas IR 32 itu. "Terus terang kita demen IR 32 karena jenis padinya tahan godaan hama wereng," katanya. (taryani/b)
Nusantara
Varietas IR 32 Disukai Petani Indramayu
Kamis 21 Mar 2019, 00:20 WIB