DI MANA ada Ferry Fadli di situ ada nama Elly Ermawati. Di mana ada Elly Ermawati di situ ada Mantili. Adik Brama Kumbara itu masih dikenangkan dan terus dikenangkan oleh pecinta sandiwara radio era 1980-an-90-an, sampai sekarang. Bahkan seorang pejabat dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) melompat ke panggung, ketika sosok Mantili Elly Ermawati orasi, di Menteng, Jakarta, kemarin malam. “Subhanalah saya dulu penggemarnya, dan baru sekarang ketemu, “ kata Ali Mochtar Ngabalin dengan girang. Sembari memeluk Elly, Ngabalin meminta artis pengisi suara, bintang film dan pesinertron mengulang dialognya. Ditodong mendadak, Elly pun beraksi: “Lasmini, sungguh bedebah! Semua laki laki kau cintai . Brama Kumbara kau cintai, Bentar kau cintai, Jamali kau cintai. Semua kau cintai...terimalah ini..Ciaaatttt...!!” Mantali memainkan jurus silatnya. Penonton yang hadir di gedung teater Jokowi di Jalan. Surabaya 3, Menteng, Jakarta menyambut dengan gemeruh tepuk tangan. Sebagai pengisi suara Mantili, karakter yang dibawanya sangat sesuai dengan tokoh Mantili yang dikenal sedikit agak judes, galak, namun juga baik hati. Selain menjadi dubber Mantili, Elly Ermawati juga pernah mengisi suara Anting Wulan, Mei Shin, dan beberapa karakter lain. Baik di radio, yang kemudian ke film dan sinetron selalu diajak serta. “Sebenarnya banyak sandiwara radio yang saya isi, tapi memang peran Mantili yang diingat orang sampai sekarang, “ kata wanita kelahiran Solo, 19 Desember 1960 ini Elly Ermawati kini sibuk bisnis, tapi sandiwara radio yang melambungkan namanya tak pernah ditinggal. Lahir di keluaga seniman, ayahnya memiliki gamelan, dan dia aktif sebagai penari sejak remaja. Dia piawai menari gambyong, Pergiwo pergiwati. Bahkan ketika hijrah ke Jakarta Sejak 1988 “Saur Sepuh: Satria Madangkara” peran radio dinaikkan ke film, menyusul “Saur Sepuh II: Pesanggrahan Keramat” di tahun berikutnya, lalu “Tutur Tinular: Pedang Naga Puspa” (sebagai Mei Shin), berlanjut dengan “Saur Sepuh III: Kembang Gunung Lawu” (1990) lagi lagi menjadi Mantili dan “Saur Sepuh V: Istana Atap Langit” (1992) serta Kacaunya Dunia Persilatan (2015). Saur Sepuh film berlanjut ke (1993-1994) sebaga Mantili. Dan Elly Ermawati tetap ikut serta. Di radio dia rekaman hingga seribu episode. Untuk Saur kisah “Saur Sepuh” dan drama legenda lainnya. BERBISNIS Di luar kesibukannya berkesenian di radio, film dan sinetron, wanita bertubuh mungil (155/50 Kg) ini mengaku berbisnis bersama suaminya di rumahnya di kawasan Bintaro. “Nggak usah diceritain. Nggak menarik, itu urusan di luar panggung, “ kelitnya dengan tawa. Dia mengaku sering diundang menjadi MC Wanita 58 tahun ini kini memiliki dua cucu dari putri sulungnya. Sedangkan putra bontotnya meninggal mendadak di usia 30 tahun, menjelang menikah, tiga tahun silam. Meninggalnya sang putra tanpa sakit itu sempat membuatnya oleng. Dia mengaku sempat linglung dan merasa hidupnya tak berarti lagi. “Teman teman mendorong saya ‘move on’, keluar rumah cari aktifitas, pokoknya sibuk. Saya coba dan akhirnya seperti sekarang, “ katanya mengenangkan peristiwa kesedihannya. “Pada masa awal saya keluar, saya sering kesasar. Waktu nyetir pikiran masih ngawang ngawang – tiba tiba nggak tahu saya di mana. Saya telepon anak, dan bingung. ‘Ini Mama di mana ya?’.. ” kenangnya. Mengapa tidak pakai sopir? “Pernah, tapi kegiatan saya kan nggak jelas. Saya orangnya nggak enakkan. Saya ngisi acara atau meeting, waktunya nggak jelas, bikin orang menunggu. Kok nggak enak, “ akuinya. Akhirnya putri sulungnya menyarankan pakai taksi online, dan dilakukannya sampai sekarang. - dimas
Selebritis
Elly Ermawati Abadi dengan Jurus Mantili
Kamis 28 Feb 2019, 08:03 WIB