Kriminal

'Anakku Hilang, Cucuku Juga Hilang'

Kamis 01 Nov 2018, 09:46 WIB

JAKARTA - Peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang terjadi pada Senin (29/10/2018) lalu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Idariyani. Ida bahkan mengaku sempat tak percaya kalau anak perempuan, menantu dan kedua cucu lelakinya turut menjadi korban pesawat naas tersebut. Ibu yang memiliki empat anak ini mengaku, saat peristiwa naas itu terjadi, dirinya tengah berada di kebun kelapa sawit yang berada tidak jauh dari rumah putrinya tersebut. Ia baru mengetahui jika pesawat yang membawa putri kesayangannya, Restia Amelia hilang kontak, ketika sepupu dan anaknya yang lain menghubunginya menghubunginya. Namun, Idariyani tak percaya, karena hapal betul dengan kebiasaan putrinya tersebut "Saya nggak percaya begitu saja. Karena dia memang suka ulur-ulur waktu anaknya. Kalau bilang mau pulang Minggu nanti, dia malah pulang Senin, kalau pulang pagi berarti siang, kalau dia bilang siang berarti malam," ujar Idariyani ketika ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018). Namun, seberapa keras usahanya pun menampik kabar buruk tersebut, nyatanya nama Restia, Daniel Widjaja (suami Restia), Radika Widjaja, dan Rafesa Widjaja (anak dari Restia) menumpang pesawat Lion Air JT 610 pun dimuat di semua media, baik koran, maupun televisi. Akhirnya, setelah diajak untuk mencari informasi langsung oleh salah seorang saudaranya, ia pun berangkat dan tiba di Jakarta pada Senin (29/10/2018) malam. Meski begitu, ia masih menyimpan harapan, kalau anak dan cucunya dapat selamat dan tidak menumpang di pesawat naas itu. "Jadi sampai Jakarta juga masih belum percaya, sampai pas s lihat langsung di layar yang ada di Bandara, ada namanya Amelia Restia. Baru setelah itu percaya. Malam sekitar jam 8 baru saya pasrah karena anakku telah hilang, cucuku juga hilang," cerita Ida dengan suaranya yang sarat kesedihan. Hati perempuan 48 tahun ini pun hancur berkeping-keping. Tidur tak enak, makan pun tak napsu. Ia mengaku sangat sulit untuk bisa menerima kenyataan tersebut. Terlebih tiap kali ia mengingat Radika, bagaimana aktif dan menggemaskannya bocah berusia 4 tahun tersebut. Ya, Ida memang sangat dekat dengan cucunya. "Setiap saat terkenang cucuku bilang, 'Nenek, mamam yuk, mamam yuk!' Kalau dia mau makan pasti ajak aku makan," kenangnya sambil menahan tangis. Ida berharap, jasad putri dan dua cucunya segera teridentifikasi sehingga dapat ia bawa pulang ke kampung halaman. "Kalau cuma ada bentuk tubuh atau apa, saya tetap mau bawa anak cucu saya ke Bangka, sebab cucu ku dari dulu aku yang ngurus. Bahkan waktu yakin anakku ada di pesawat itu, aku cuma minta supaya kalau jasadnya ada di laut, tolong nelayan kembalikkan padaku. Atau kalau jatuhnya di darat, bawa pulang padakku. Aku cuma mau bawa mereka kembali ke kampung (halaman)," terang Ida. Ia pun menceritakan kalau Resti, dan dua anaknya memang sering ke Jakarta. Sebab, Daniel yang berprofesi sebagai manajer bekerja di Jakarta. Sehingga kerap kali saat akhir pekan, ibu anak tersebut akan menyusul Daniel ke Jakarta. Dua minggu yang lalu menjadi minggu terakhir ia bertemu dengan anak, menantu dan cucunya tersebut. Buat Ida, seluruh kenangan antara dia dengan Restia dan cucunya adalah kenangan yang takkan terlupakan begitu saja. "Aku hanya harap agar mereka diberikan yang terbaik oleh Tuhan, gimana pun kondisi mereka nantinya," tutup Ida. (cw2/mb)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor