TANGSEL – Memasuki usia ke 10 tahun Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih menyisakan 9 blok dari 31 blok yang tersebar di 16 titik daerah rawan banjir . Upaya mengurangi dan mengantisipasi sebaran banjir yang ada, Pemkot Tangsel terus melakukan perbaikan dan penataan drainase atau saluran air yang dianggap menjadi pemicu terjadinya banjir lokal saat curah hujan meningkat. “Sebetulnya hampir setiap tahun Pemkot Tangsel mengelontorkan dana skitar Rp 3 miliar dari dana APBD untuk perbaikan infrastruktur drainase yang dibagi untuk tiga unit pelaksana teknis (UPT) yang membawahi dua atau tiga kecamatan setiap UPT,” kata Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Chaerudin, Senin (29/10). Ia menambahkan paling tidak setiap UPT itu setiap tahun disiapkan Rp 1 miliar untuk pemeliharaan drainase. Jumlah titik atau sebaran banjir sekarang jelas sangat bekurang dibandingkan beberapa tahun lalu. “Kalau tidak salah sekarang tinggal Sembilan blok dari sebelumnya 31 blok dan itu tersebar di 16 sebaran yang kebanyakan berada di kawasan permukiman warga dan saluran air pinggir jalan,” ujarnya. Ditambahkan, Kepala (BPBD) setempat Chaerudin, ke sembilan blok titik rawan banjir antara lain berada di Blok Kawasan Ciater depan Perumahan Ciater Permai. Blok Kedaung Hulu Perumahan Bukit Pamulang Indah (BPI), Pamulang Indah MA, Pamulang Estate, Lembah Pinus, Blok Ciputat Hilir di Komplek Japos, Perumahan Puri Bintaro Hijau dan Arinda Permai, Blok Cantiga di Jurang Mangu Permai dan Perumahan Pondok Safari. Namun pihaknya juga tetap mewaspadai daerah rawan banjir lain sepeti di Blok Serua Hilir di Pondok Maharta dan Pondok Kacang Prima. Blok Pesanggrahan di Komplek Departemen Luar Negeri, Blok Kedaung Hulu di kawasan Jalan Oscar Raya. Blok Serua Hulu di Pamulang Asri – Rosewood dan Blok Cisadane di Perumahan Pesona Serpong, katanya. (anton/tri)
MEGAPOLITAN
Masuki Usia 10 Tahun, Pemkot Tangsel Klaim Titik Rawan Banjir Berkurang
Senin 29 Okt 2018, 15:47 WIB