Nusantara

Media Asing Paparkan Dahsyatnya Gempa di Patahan Palu - Koro

Sabtu 06 Okt 2018, 12:35 WIB

JAKARTA - Gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, yang menimbulkan kerusakan besar dan merenggut 1500 korban jiwa, mendapat perhatian luas dari media asing. Kantor berita Inggris, Reuters, bahkan memberikan laporan dengan foto-foto sangat bagus, dilengkapi foto citra satelit, dan juga info-info grafis-grafis yang menjelaskan kejadian-kejadian dan kerusakan-kerusakan luar biasa di Palu. Juga disajikan adanya gerakan bumi (ground movement) dan fenomena likuifaksi (liquifaktion) di Balaroa dan Petobo. Kerusakan di pantai dengan foto satelit terlihat jelas, disajikan pula sebelum Pantai Talise dihajar tsunami, pada 28 Agustus 2018. Pantai Talise Palu, sebelum gempa (foto di atas garis putih), dan sesudah gempa diikuti tsunami. (reuters) Foto citra satelit saat sebelum gempa dan tsunami, foto dari atas tampak indah kondisi Pantai Talise. Fotonya membentan dari barat ke timur. Di sebelah barat ada gambar bangunan mirip masjid di lepas pantai, di bagian tengah ada Jembatan Kuning, disebut juga Jembatan McDonald (bentuknya mirip huruf M layaknya logo jajanan dari AS itu). Kondisi kerusakan kota Palu setelah gempa dilihat dari atas melalui foto citra satelit. (reuters) Lantas di sebelah timurnya ada tempat mirip taman, di situ dinamai Talise Beech Pavilion, dari informasi-informasi yang ada, bangunan ini relatif baru untuk nongkrong. Di sebelah timur lagi ada Monumen Nusantara. Setelah terjadi gempa dan tsunami, obyuek-obyek di sepanjang pantai  tersebut rusak semua, bahkan tidak berujud lagi. Jembatan Kuning terlihat membengkok para, dua bangunan di sebelah timurnya tampak rata dengan tanah. Foto citra satelit lainnya, menampakkan lokasi tersebut dizoom, sehingga terlihat lebih jelas kehancuran di Pantai Talise, Palu. Gerakan Bumi di Patahan Hal lain yang dibahas di media Inggris itu adalah adanya gerakan besara dari bumi, yakni di patahan yang menjadi sumber gempa. Dijelaskan , Palu terletak di garis patahan Palu-Koro, yang membentang utara-selatan di sepanjang tepi Teluk Palu. Ahli geologi memperkirakan segmen patahan memiliki gerakan menggelincir salah satu yang tertinggi di Indonesia, yakni 4 cm (1,6 inci) per tahun, ini menunjukkan daerah tersebut ke risiko lebih tinggi dari gempa. Dalam gempa ini, dua sisi dari garis patahan menggores satu sama lain secara horizontal. Dr Austin Elliott dari Pusat Pengamatan dan Model Gempa Bumi, Gunung Api dan Tektonik (COMET), di Universitas Oxford, mencatat bahwa pergeseran besar sepanjang patahan menyebabkan getaran dahsyat. Dalam gambar bergerak, garis putih putus-putus sebagai tanda patahan, di sebelah kanan garis itu bumi  bergerak ke utara hingga 7 meter, tanah di kiri karis bergerak selatan (ke bawah), sehingga dua gerakan bumi itu berlawanan. (reuters) “Melacak gambaran  permukaan dalam citra satelit, kami melihat hingga 7 meter perpindahan dalam arah yang berlawanan di seluruh permukaan yang menimbulkan kerusakan patahan tajam. Ini  membentang lurus melalui Kota Palu dan lepas pantai. Gambar citra satelit secara rinci ini mengungkapkan bahwa patahan itu pecah 60-70 km lebih jauh ke selatan, ini lebih besar daripada data seismik awal yang diindikasikan, yang berarti area yang jauh lebih besar dan lebih besar pula populasi yang terkena dampak getaran keras daripada perkiraan semula. ” Disuguhkan gambar tentang terjadinya gerakan pergeseran bumi di patahan tersebut, di sana terjadi pergeseran berlawanan. Gerak pergeseran ini menimbulkan pergerakan besar di permukaan tanah. Dalam gambar, kondisi gerakan pergeseran itu  membentang ke selatan dari kota Palu antara dua bagian daratan yang bergerak ke arah yang berlawanan. Likuifaksi / Pencairan Tanah D[/video] Video pergerakan tanah dalam area sangat luas setelah terjadi likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah. (reuters) "Lumpur dengan volume besar seperti itu tenggelam dan menyeret kompleks perumahan di Petobo,  sehingga sebagian besar dari mereka menjadi seolah-olah tersedot ke dalam bumi. Kami memperkirakan 744 unit rumah ada di sana," kata Sutopo. Diberikan pula grafis tentang terjadinya likuifaksi. Para ahli mengatakan mencairnya  tanah seperti itu cukup umum selama gempa bumi. Seperti halnya terjadi pada gempa 9.di Jepang pada  2011. (win)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor