MELALUI karya seni tradisional, warga masyarakat Betawi terus berupaya mengokohkan keberadaan di Kota Megapolitan Jakarta. Empok Kokom, panggilan akrab Ny. Komariah Munawar, satu di antara aktivis penggiat kelompok seni budaya Betawi di Kota Bambu, Pal Merah, Jakarta Barat. Dia mulai berkarya dari sanggar seni musik tanjidor, gambang kromong, silat palang pintu, tari Betawi, ondel-ondel, lenong dan yang lainnya, yang dipimpinnya sejak tahun 2004 lalu. Minat tersebut mewarisi almarhum sang ayah, H. Munawar yang terkenal dengan panggilan Haji Nawang. "Karya seni atraktif itu agar tetap diminati generasi ke generasi butuh penyesuaian zaman," kata Empok Kokom. "Misal, gambang kromong kami ramu dengan irama pop modern atau reagee. Anak-anak muda suka." Sanggar binaan Empok Kokom berada di Jalan Kota Bambu Utara No 1. Mengembangkan sanggar bersama tokoh Betawi setempat yakni H.M. Nuh yang juga sebagai suami dan H. Djayadi melibatkan instansi terkait tingkat kotamadya. Keduanya sebagai pucuk pimpinan Kerukukan Betawi Kota Bambu. Walau berusia sepuh tetap aktif melestarikan warisan budaya leluhur di tengah modernisasi kampung besar menjadi kota megapolitan. Stasiun televisi nasional era tahun '70 - '90-an sering menyajikan tayangan seni budaya Betawi. Hamid Arif satu aktor Betawi fenomenal. Rano Karno termasuk aktor yang mencuat berkah seni budaya Betawi dengan Sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Pemirsa Televisi Republik Indonesia di desa-desa bak kecanduan nonton Lenong Betawi dibintangi Hamid Arif. Belakangan, tayangan Si Doel Anak Sekolahan oleh stasiun televisi swasta juga seakan mampu merampas minat publik daripada tayangan lain pada jam siar sama pada stasiun berbeda. (*/dms)
Selebritis
Empok Kokom dari Kota Bambu Lestarikan Seni Budaya Leluhur
Kamis 04 Okt 2018, 05:54 WIB