JAKARTA – Salah seorang pedagang ayam di Pasar Kramat Jati, Jumini, mengaku setiap harinya harus membayar sewa lapak. Meskipun tidak terlalu mahal, tetapi saat harga dagangan sedang tinggi, ia mengaku sekedar bayar lapak pun terasa berat. "Ini lapak kan saya juga nyewa, Rp. 25.000 sehari. Coba kalau sebulan udah berapa. Sedangkan sekarang kalau lagi gini jualan untungnya kadang juga ga seberapa," ujar Jumini pada Selasa (31/7/2018) di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Lebih lanjut kata wanita yang memiliki dua anak ini, lapak di dalam dan di luar pasar jelas jauh berbeda harganya. Ia pun mengaku lebih memilih lapak di luar gedung pasar sebab lebih murah. "Kalau di sana (di dalam gedung) Rp. 150.000 sehari, di sini kan lebih murah. Makanya saya mah nyewa lapak di sini saja. Kalau lapak di dalam mahal, saya ga kuat," serunya. Wanita yang sudah 15 tahun dagang ayam ini pun mengaku selama harga tinggi, kerap kali dagangannya harus merugi karena sepi pembeli. Kalau pun untung, kata Jumini, paling-paling ia hanya bisa mendapat Rp. 1.000 per ekornya. "Yah kayak kemarin saya jual ayam 75 (ekor) itu karena lagi mahal yah banyak rugi. Tapi gapapa, daripada saya ga dagang ga dapat uang sama sekali. Insya allah rejeki ada saja, itu prinsip saya," jelasnya. Meski begitu, ia tetap bersyukur karena ayam dagangannya tetap laku terjual walaupun saat harga ayam masih tinggi seperti sekarang, keuntungannya pun tipis. Kadang hanya cukup untuk modal, kadang pula tidak balik modal. "Tapi alhamdulillah anak saya udah lulus sekolah semua, udah kerja juga sekarang. Jadi ya alhamdulillah, rejeki yang didapat tiap hari disyukurin saja," tandasnya. (Cw2/tri)
MEGAPOLITAN
Harga Ayam Tinggi Untung Tipis, Jumini Pusing Bayar Sewa Lapak
Selasa 31 Jul 2018, 15:45 WIB