JAKARTA – Semakin mendekati hari raya Idul fitri, permintaan terhadap ayam kampung pun meningkat. Sayangnya, pedagang mengaku justru sulit menikmati hasilnya, lantaran munculnya pedagang musiman. Gujil, salah satu pedagang ayam kampung mengaku lebih untung jika berjualan di hari biasa. Pasalnya, meskipun permintaan atas ayam kampung meningkat tajam namun banyaknya penjual musiman membuat omset penjualan justru banyak berkurang. "Ada pedagang musiman ayam, omset menurun, susah cari untung. Selisihnya kalau kita habis 100 ekor karena banyak yang dagang paling 50. Daripada pembeli banyakan pedagangnya," ujar Gujil pada Senin (4/6/2018) di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Selain itu, ia menyayangkan banyaknya pembeli yang berpikir jika harga ayam sengaja dinaikan pedagang lantaran banyak dicari. Padahal, ia sendiri harus mengeluarkan modal lebih banyak karena ayam yang ia beli juga mengalami kenaikan harga. "Kalau dagang enakan hari biasa daripada hari ramai kayak gini. Karena kalau hari ramai kayak gini belanjanya mahal, kalau saya jual Rp150.000 itu dari kampung harganya udah Rp130.000, belum itu ongkos ambil ayamnya," jelasnya. Gujil membanderol harga sesui dengan jenis ayam yang ada. Untuk ayam kampung kecil dihargai Rp50.000/ekor, ayam kampung betina Rp80.000/ekor, ayam jago tanggung Rp100.000/ekor dan untuk ayam jago besar dihargai Rp150.000. Walaupun ayam jago besar paling mahal, namun pembeli paling banyak mengincar ayam jago jenis ini.(cw2/mb)
Kriminal
Gujil : Pedagang Musiman Bikin Susah Cari Untung
Senin 04 Jun 2018, 12:17 WIB