JERMAN- Dua Ozil, yang memperkuat Arsenal, memberikan kaos klubnya, lengkap dengan tanda tangannya, kepada Presiden Tukri Erdogan.
"Keduanya menghubungi kami dan DFB dan ingin menyelesaikan masalah ini," kata pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, kepada wartawan.
Mereka akhirnya bertemu Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier di istana presiden di Berlin.
"Penting bagi mereka berdua untuk menjernihkan kesalahpahaman," kata Presiden Steinmeier.
Dia mengatakan bahwa Özil telah memberitahunya bahwa dia memposisikan dirinya sebagai orang pJerman, sementara Gündogan menegaskan bahwa "Jerman jelas adalah negara saya dan tim saya".
"Keduanya meyakinkan kami bahwa mereka tidak ingin mengirim sinyal politik apa pun dengan tindakan itu," kata Presiden DFB, Reinhard Grindel.
"Mereka juga menyatakan bahwa mereka memposisikan diri di belakang nilai-nilai kami (Jerman) di luar lapangan dan bahwa mereka mengidentifikasi sebagai orang Jerman."
Menindas oposisi
Erdogan, yang sudah berkuasa selama 15 tahun terakhir, sedang berusaha tetap di tampuk kekuasaan dalam pemilihan presiden dan parlemen yang dipercepat pada 24 Juni nanti.
Partai AKP, yang didukung kelompok Islamis, melakukan tindakan keras terhadap lawan politiknya, terutama sejak kudeta yang gagal pada Juli 2016 oleh sejumlah perwira militer.
Polisi Turki telah menangkap lebih dari 50.000 orang yang dituduh terkait jaringan yang dipimpin ulama Fethullah Gulen yang berbasis di AS atau separatis Kurdi.
Di antara mereka adalah para aktivis oposisi, wartawan, guru, pengacara dan pegawai negeri.
Erdogan juga membersihkan militer, polisi dan pengadilan dari orang-orang yang dicurigai telribat upaya kudeta itu. Mereka juga mengadili banyak pejabat yang dianggap terlibat.
Ozil: Apakah saya tidak boleh bersikap sopan?
Bagaimanapun, setelah dikritik akibat pertemuannya dengan Presiden Turki Erdogan, pada pekan lalu, Gundogan, Ozil dan pemain keturunan Turki lainnya, Cenk Tosun, membela diri.
Menurutnya, mereka bertemu Erdogan di sela-sela acara yang digelar yayasan Turki yang membantu mahasiswa Turki di luar negeri.
"Apakah kita tidak boleh bersikap sopan kepada presiden Turki, yang merupakan kampung halaman keluarga kami?" Ozil bertanya.
"Mungkin saja kritik yang disampaikan itu ada benarnya, tapi kami melakukannya karena nilai kesopanan sekaligus menghormati presiden Turki yang merupakan akar kami." (BBC)
SPORT
Ozil dan Gundogan Bertemu Presiden Jerman Setelah Dikritik Berfoto dengan Erdogan
Senin 21 Mei 2018, 07:29 WIB