Empat Biawak Masuk Lapangan, Pemain Futsal Tunggang-langgang

BEKASI - Puluhan orang yang sedang olahraga futsal lari tunggang-langgang, karena kawanan biawak masuk ke lapangan Futsal Champion, di Jl Ir Juanda, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat (27/4/2018). “Ada empat ekor yang masuk lapangan, satu ketangkap tiga lainnya masuk ke kandang ayam warga,” ujar Deni Mulyadi, 37, penjaga Futsal Champion, saat dihubungi Pos Kota. Masuknya biawak ke arena futsal itu diketahui setelah seorang pengunjung melihat dua ekor biawak berjalan di lapanga tiga,kemudian mereka membetitahu teman-temannya, membuat sejumlah warga yang sedang berolahraga lari. Masuknya hewan sebangsa reptil atau bisa juga disebut golongan kadal besar (Varanidae) ini, setelah habitatnya yang ada di sisi timur dijadikan Swalayan bahan bangunan, “Sebelum dibangun swalayan bahan bangunan, biawak tidak bernah naik ke sini,” lanjut Deni. Biawak yang masuk ke lapangan futsal itu jenis biawak Jawa dan bukan yang terbesar seperti biawak komodo (Varanus komodoensis), yang panjangnya dapat melebihi 3 meter. Biawak yang masuk ke lapangan futsal ini kerap ditemui di desa-desa dan perkotaan di Indonesia barat dan jenis biawak air dari jenis Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya hanya sekitar 1 m lebih sedikit, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 m. Sejumlah warga pun memburu biawak itu termasuk tukang ojek yang ada di depan futsal. Mereka dengan berbagai perangkap menjerat biawak dan berhasil menangkapnya, “Sudah dua yang ditangkap,” ujar Saidi, 46, tukang ojek yang ikut memburu biawak itu. Beberapa warga di sana menuturkan, banyak hewan peliharaan yang mati karena diterkam Biawak, “Ayam baru netes 13 ekor abis semua,” ujar Sutini, 46, istri Deni, yang memelihara ternak ayam kampung. Biawak yang tertangkap itu, dijual Rp 50 ribu per ekor, “Kata yang beli untuk obat kuat,” jelas Saidi, sambil mengatakan lemaknya dibikin minyak oles untuk obat luka. Kini warga yang ada di sekitar lapangan futsal Champion, berjaga-jaga terhadap naiknya biawak dan akan memburunya dengan cara mengkail dan menjerat. (saban/sir)