MEGAPOLITAN

Jati Wiyono, Sulap Kebun Jati jadi Taman Kota

Senin 19 Mar 2018, 07:14 WIB

SETIAP orang bekarja pasti akan pensiun. Satu hal yang paling banyak menghantui hampir semua orang, bagaimana menghadapi pada masa pensiun tersebut. Bayangan hidup tanpa kegiatan dan membosankan, menjadikan kata ‘pensiun’ sering dihindari dibicarakan. Namun tidak demikian yang dirasakan Jati Wiyono, 60, warga Serpong, Tangerang Selatan ini. Pensiunan polisi berpangkat Brigadir Jenderal ini nampaknya sangat menikmatinya. Semasa masih aktif berdinas, Jati Wiyono memang sudah terbiasa berkebun di saat-saat waktu liburnya. Kini 15 ribu batang pohon jati yang ditanam di atas tanah seluas 7 hektar dapat dinikmati. Bahkan kebun jati yang berada di jantung Kota Serang, tepatnya di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya telah disulap menjadi wisata taman lengkap dengan sarana pemancingan. Jenderal bintang satu yang pernah bertugas sebagai Kapolres Serang periode 2001-2003 ini mengungkapkan, ide bertani ini sudah tercetus sejak membeli tanah seluas 4.000 meter dari salah satu warga di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya. Karena dulu lokasinya berada di pinggiran kota, harga tanah hanya senilai Rp10.000 meter. "Tanah tersebut dibeli sewaktu saya menjabat Kapolres Serang tapi tidak saya garap karena saya keburu dipindahtugaskan ke Polda Jabar," ungkap Jati Wiyono. Seiring berjalannya waktu, kata Jati, satu persatu pemilik tanah disekitar tanah miliknya ingin menjualnya. Akhirnya satu persatu tanah di sekitar tanah 4.000 meter, dia beli mulai dari harga Rp20.000/meter hingga seratusan ribu/meter. Kini, tanpa disadari tanah milik Jati Wiyono ini sudah mengembang menjadi 7 hektar. TAK DIMINATI "Karena bentuknya rawa dan banyak warga yang menyebut tempat jin buang anak, jadi tak ada pembeli yang berminat. Tapi saya tertarik karena tanahnya berbatasan dengan milik saya," ungkap Jati. Setelah mendapat masukan dari rekan kerja, tahun 2004, tanah 7 hektar tersebut akhirnya dialihfungsikan dengan ditanami pohon jati. Pada saat itu, kata Jati, dia langsung membeli bibit jati emas 15 ribu batang. Bibit jati emas kualitas bagus ini dibeli dari petani di Jawa Tengah. "Saya tertarik menanam pohon jati karena nama saya juga Jati dan alhamdulillah membawa berkah. Belasan ribu bibit jati yang saya beli tak satupun yang mati," tutur pria berkacamata ini. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan bibit jati ini semakin tinggi. Setiap akhir pekan tatkala tak ada tugas, purnawiran polisi turun langsung membersihkan daun-daun yang berjatuhan dan memangkas ranting-ranting agar pohon jati tegak lurus tidak bercabang. Agar pertumbuhan pohon merata, dilakukan penjarangan. "Kayu jati hasil penjarangan saya berikan kepada teman atau warga setempat," ungkapnya. Seiring dengan perkembangan Provinsi Banten, Kota Serang yang ditetapkan sebagai ibukota provinsi mulai bermunculan perumahan-perumahan mulai dari kelas RSS hingga kawasan elite dengan gaya cluster. Melihat dari perkembangan kota, terlintas dibenak pria kelahiran Purworejo ide untuk membangun taman kota. Yakin dirinya mampu membuat taman kota bernuansa wisata keluarga, pria kelahiran Purworejo ini, menyiapkan 2,5 hektar untuk dijadikan areal tempat wisata alam dilengkapi restoran, kolam pemancingan serta tempat bermain anak-anak. "Dua setengah hektar pohon jati terpaksa saya tebang. Kayu-kayu pohon jati tersebut kemudian dimanfaatkan untuk dijadikan bangunan restoran, meja, kursi dan tempat pemancingan. Sesuai dengan namanya, lokasi wisata kebun jati saya beri nama Jati Farm," ungkapnya. (Rachmat Haryono/ds)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor