Nasional

Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh Ajak Refleksi, Mitigasi, dan Promosi

Selasa 26 Des 2017, 15:19 WIB

ACEH – Tanggal 26 Desember 13 tahun lalu, tsunami maha dahsyat memporak-porandakan sejumlah wilayah di Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk itu, pada hari ini, Pemerintah Aceh mengadakan peringatan 13 tahun tsunami, dengan dipusatkan di Kecamatan Leupung, Aceh Besar Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Kegiatan tepatnya digelar di di halaman Masjid Al Ikhlas, Gampong Meunasah Masjid, Kecamatan Leupung. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, pemilihan Kecamatan Leupung, Aceh Besar, sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan tsunami didasarkan kejadian maha dahsyat pada 2004 silam. "Kecamatan Leupung merupakan wilayah yang mengalami dampak serius akibat gempa dan gelombang tsunami yang mengakibatkan kehancuran harta benda dan korban ribuan nyawa masyarakat setempat," kata Reza di Banda Aceh seperti dilansir Antara, Senin (25/12). Reza mengatakan, peringatan 13 tahun gempa dan tsunami kali ini mengangkat tema melawan lupa, dengan tujuan bangun kesadaran masyarakat menuju budaya siaga bencana. Kegiatan tersebut nantinya akan dihadiri langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, masyarakat dan undangan lainnya. Lebih lanjut, Reza menjelaskan peringatan gempa dan tsunami setiap tahun diperingati secara sederhana dan dipusatkan di wilayah terdampak. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Rahmadhani menambahkan, ada empat tujuan utama yang ingin dicapai dari penyelenggaraan peringatan gempa dan tsunami Aceh setiap tahunnya, yaitu refleksi, apresiasi, mitigasi, dan promosi. "Kejadian gempa dan tsunami masa lalu menyadarkan kita betapa kecil dan tidak berdayanya manusia di hadapan Allah SWT, dan setiap kejadian bencana tersebut harus menjadi ibrah sebagai introspeksi diri dan inilah bagian dari refleksi," kata Rahmadhani. Rahmadhani melanjutkan, peringatan tsunami juga menjadi momentum penting untuk mengenang dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat atas segala dukungan dan solidaritas sosial dalam membantu pembangunan Aceh. "Aceh berada di daerah rawan bencana. Khususnya gempa dan tsunami. Masyarakat Aceh harus bersahabat dengan bencana dan selalu membangun budaya siaga bencana dalam upaya mengantisipasi bencana-bencana yang mungkin terjadi di masa akan datang," jelasnya. Dari sisi promosi, kata Rahmadhani, wisata dapat menjadi media efektif dalam memperlihatkan kepada masyarakat global tentang kekuatan, ketahanan dan ketabahan masyarakat selama tsunami. (*/win)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor