AWALNYA kuli dorong ikan, pria asal Serang ini kini sukses di Jakarta, bahkan mampu mendatangkan devisa buat negara. Hijrah ke Jakarta tahun 1999, Dahlan mengaku hanya bermodalkan nekat. Kala itu, ia tidak memiliki keterampilan apapun dan niatnya hanya mencari kerja serabutan asal buat makan sehari-hari. “Turun dari bus, saya tidak tahu mau ke mana. Ngikutin arah kaki saja. Setibanya di Jakarta ternyata bus berhenti di Terminal Bus Muara Angke yang merupakan pusat distribusi dan pelelangan ikan terbesar di Jakarta,” tutur Dahlan mengenang kisahnya. Tiba di Muara Angke, dia hanya membawa uang secukupnya dan langsung mencari kontrakan sepetak. “Dengan uang yang saya bawa dari kampung, pertama-tama saya mencari kontrakan dulu supaya tidak telantar,” cerita lelaki berkulit sawo matang. Beberapa hari di rumah kontrakan sempat berpikir mencari pekerjaan. Sebab berada di lingkungan perikanan tetapi Dahlan mengaku tidak tahu sama sekali dunia perikanan, termasuk nama-nama ikan. Akhirnya, dia mendapat pekerjaan menjadi kuli atau tenaga kerja bongkar muat (TKBM) menggunakan gerobak dorong mengantar pesanan ikan dari gudang ke lapak ikan yang ada di pelabuhan perikanan Muara Angke. Semula hanya mendapat upah Rp15 ribu/hari pada tahun 1999, yang menurutnya untuk makan sehari-hari saja sangat tidak cukup dan guna memenuhi kebutuhan kadang dia ikut membantu menjajakan ikan. Enam bulan dirinya bekerja keras, membuat keyakinan bos ikan menaikan upah Dahlan hingga sempat beberapa kali, dari Rp15 ribu menjadi Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per hari. “Saya langsung mendapat kepercayaan dari bos ikan, upah saya sampai seratus ribu per hari dan berjalan selama enam bulan,” tuturnya. MULAI BELAJAR Selama beberapa bulan, Dahlan mulai belajar nama-nama ikan dan mengetahui seluk beluk peredaran ikan mulai dari tangkapan di laut, turun dari kapal, dilelang, masuk gudang hingga di distribusikan kemana saja. “Dari situ saya belajar sampai akhirnya saya mencoba jual ikan sendiri dan mandiri tidak lagi bekerja jadi kuli,” ucapnya. Dengan modal awal Rp 4 juta dari uang yang dikumpulkannya selama menjadi kuli bongkar muat, Dahlan akhirnya mampu menjadi pedagang mandiri. Sampai akhirnya tahun 2000 sampai 2002, dia mampu membeli ikan dengan partai besar dan mendistribusikanya atau suplayer ikan ke sejumlah daerah. Bahkan kini, Dahlan menjadi eksportir ikan ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan lainnya. Keberhasilannya berkat bantuan bos yang pernah dia kerjakan. “Saya awalnya ngambil ikan dari bekas bos saya dengan modal kepercayaan sampai akhirnya saya untung besar dan punya modal besar, lalu bisa beli ikan jauh lebih banyak,” ceritanya. Jika dulu pernah menjadi kuli bongkar muat, lalu penjual ikan, kini Dahlan sebaliknya sudah mampu menjadi pemasok ikan di sekitar pedagang pelabuhan Muara Angke. Ikan yang di jual di tempat tersebut merupakan sisa hasil sortiran diluar ukuran pemesanan restauran dan sisa ekspor. Saat ini Dahlan setiap bulannya mampu mengekspor 70 ton ikan ke sejumlah negara. Selain itu, dia juga mensuplai sejumlah restoran besar yang ada di Jakarta, Bogor, Cibubur, Depok sampai ke daerh Jawa Tengah dengan omset ratusan juta rupiah dan telah memiliki 8 karyawan. (dwi/bi)
MEGAPOLITAN
Bos Ikan Muara Angke Dulu Kuli, Kini Eksportir
Kamis 14 Des 2017, 23:41 WIB