JAKARTA (Pos Kota) - Visi poros maritim dunia adalah juga visi poros dirgantara dunia, hal ini akan berdampak signifikan pada aspek pertahanan dan membawa pada pertanyaan mendasar untuk apa dan kemana kekuatan militer kita akan dibangun dan dibawa. "Yang sayangnya era 2014 – 2017 Panglima Gatot tidak menggunakan peluang ini secara signifikan. Sehingga TNI seolah jalan ditempat kalau tidak bisa dikatakan mundur," kata Analis Pertahanan dan Militer, Connie Rahakundini Bakrie, Senin (4/12/2017). Menurut Connie, pembangunan kekuatan angkatan bersenjata sebuah negara poros maritim dunia tidak bisa dilakukan secara serba instan. "Untuk mengoptimalkan pembangunan militer kita baik di tingkat lokal, nasional, dan global, dan khususnya dalam mencapai Poros Maritim Dunia dibutuhkan arah, orientasi, strategi dan antisipasi pembangunan yang efektif," bebernya. Untuk itu katanya, diiperlukan segenap daya, upaya, keunggulan sumberdaya, posisi strategis dan geopolitik yang perlu diarahkan untuk menjawab tantangan global demi keunggulan Indonesia. (Baca: Surat ke DPR, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Calon Panglima TNI) Connie membeberkan, implikasi dari sebuah negara yang berkehendak menjadi 'pemain' kelas kawasan, terlebih kelas dunia, adalah harus terwujudnya pembangunan militer yang bersifat ‘outward looking’. Yaitu militer yang dipersiapkan untuk menghadang dan menghampiri ancaman serta lawan jauh melampaui batas terluar negara tersebut," ucapnya. "Inilah yang mendorong perlunya pemerintah segera menyusun cetak biru Grand Strategy Pertahanan dalam Pembangunan Poros Maritim Dunia, dan panglima TNI berlatar belakang AU sangatlah tepat untuk merancang grand design tersebut mengingat pembangunan dan gelar kekuatan negara kawasan serta perubahan doktrin perang negara tetangga kita," tutupnya. (rizal/sir)
Nasional
Connie Bakrie: Pemilihan Kasau Calon Panglima TNI Sudah Tepat
Senin 04 Des 2017, 12:28 WIB