Nasional

Komisioner KPU Ini Sering Diteror dan Diancam

Selasa 28 Nov 2017, 01:48 WIB

TIDAK mudah menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk bisa meraih 'wasit'-nya pesta demokrasi di negeri ini, Wahyu Setiwan melewati proses dari level yang paling bawah. Tidak cukup hanya bermodalkan semangat, butuh kemauan keras dan yang paling penting harus bermental baja. "Menjadi seorang komisioner KPU banyak sekali tantanganya. Mental harus sekuat baja" kata alumnus Fisip Universitas 17 Agustus 1945 Semarang pada 1997 dan Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto ini. Wahyu menyadari bahwa banyak kerabat, teman dan saudara yang terlibat dalam kancah politik di mana dirinya menjadi wasitnya. "Seorang komisioner KPU harus memiliki motivasi yang kuat hingga berintegritas. Sebab, banyak sekali tantangannya setelah menjabat," ucapnya. Apa lagi, lanjut Wahyu, penyelenggara pemilu dihadapkan pada tantangan berat. Terlebih adanya skema dan mekanisme pemilu kali ini sama sekali baru. Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden digelar serentak. "Untuk mempersiapkan pilkada 2018 dan pemilu serentak 2019, tak jarang kami harus pagi-pagi dan bermalam di kantor. Tujuannya, supaya pemilu kita tahun kian berkwalitas," bebernya. ANGGOTA PPK Menjadi komisoner KPU RI, Wahyu memulai karirnya sebagai anggota PPK (Panitia Pemilihan di tingkat Kecamatan), menjadi Ketua KPU Kabupaten Banjarnegara dan menjadi anggota KPU Jawa Tegah. Dalam menempuh karirnya dari level bawah dan menengah, Wahyu tak jarang mangalami teror, ancaman dan juga bujuk rayu untuk menerima gratifikasi dengan berbagai bentuk. "Mulai dari rayuan lembut, kasar, ancaman bahkan teror sudah saya hadapi. Untuk bisa keluar dari semua itu modalnya bekerja dengan benar," kata pria kelahiran Banjarnegara 5 Desember 1973 yang pernah menjadi Ketua KPU Kabupaten Banjarnegara selama dua periode, yakni 2003-2008 dan 2008-2013 ini. Untuk itu, lanjutnya, anggota harus independen dan tidak berpihak. "Untuk bisa mengahadapi berbagai tekanan ya kiatnya harus bisa memberikan kepercayaan kepada peserta pemilu dan caleg. Maka itu akan mencegah potensi konflik dan potensi tekanan," tegasnya. (rizal/fs/bi)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor