Selebritis

Lady Bird: Film Lucu dan Menyentuh Tentang Remaja Perempuan

Rabu 22 Nov 2017, 17:43 WIB

DALAM film pertamanya sebagai penulis skenario sekaligus sutradara, Greta Gerwig menciptakan drama remaja perempuan yang 'tajam, lucu, menyentuh, dan realistis', menurut kritikus Caryn James. Sambil berharap bisa keluar dari Sacramento, California yang membosankan, Lady Bird McPherson mengatakan pada sahabatnya bahwa dia ingin bisa kuliah di New York. Ini adalah 2002, setahun setelah serangan 11 September. "Bagaimana dengan terorisme?" tanya temannya. "Jangan menjadi seorang Republikan (pendukung Partai Republik)," kata Lady Bird dengan kepastian yang tajam, dan lewat satu ungkapan itu, gaya humor khas film itu pun terasa. Dalam karya pertamanya yang luar biasa sebagai sutradara sekaligus penulis skenario, Greta Gerwig menciptakan kisah coming-of-age atau pendewasaan yang tajam, lucu, menyentuh, dan realistis. Dan karakter Lady Bird, yang dimainkan secara natural dan dengan begitu tepat oleh Saoirse Ronan, menjadi corong yang sempurna bagi suara kreatif Gerwig. Ketajaman itu sudah kita lihat lewat Frances Ha! dan Mistress America, film-film yang dia tulis bersama Noah Baumbach, dan kemudian dia bintangi. Kini, dalam Lady Bird, suara itu sepenuhnya menjadi milik Gerwig: dialog yang kadang cerdas dan kadang konyol, visual yang ditampilkan dengan ketajaman tinggi dan warna-warna yang hidup, dan gaya keseluruhan yang sangat halus dan terpoles, sampai-sampai bisa terlihat seperti hiperrealisme. Dan Ronan pun begitu selaras dengan campuran gaya unik dan datar yang merupakan kekhasan tipikal dari karya Gerwig. Si tokoh berkeras untuk dipanggil dengan nama yang kuno dan absurd, 'Lady Bird', dan bukan nama aslinya, Christine. Rambutnya dipotong pendek dengan warna-warna merah yang mencolok, mengenakan seragam sekolah Katolik khusus perempuan, dan dengan badannya yang tinggi dan kurus, ia berjalan dengan anggun. Dalam kisah yang mengikuti kehidupan Lady Bird pada tahun terakhirnya di sekolah, Ronan dan Gerwig menangkap fase yang khas dan tipikal dalam kehidupan seorang perempuan muda, dengan sangat lancar sehingga tampak mudah, namun dibangun dari ribuan pilihan yang merupakan hasil pengamatan yang baik. Lady Bird jatuh cinta pada dua laki-laki, keduanya merupakan pria yang salah untuknya, namun diperankan dan dimainkan dengan baik. Danny (Lucas Hedges, dari Manchester by the Sea) sederhana dan menjadi idola. Kyle (Timothée Chalamet, yang tampil memukau di Call Me By Your Name) adalah seorang pemberontak yang tampan. Dalam detail cara Ronan menggerakkan kepalanya dan tersenyum saat Lady Bird melihat ke Kyle, terlihat cara seseorang yang sedang belajar untuk menggoda. Dan sama halnya seperti banyak perempuan muda yang cerdas dan naif, dia membaca buku — dalam hal ini A People's History of the United States, karya penulis kiri Howard Zinn, karena pria yang ditaksirnya membaca buku itu. Informasi ini ditampilkan tanpa penjelasan. Mungkin ini tampak seperti prop atau alat yang sederhana, namun pendekatan Gerwig yang penuh nuansa membuat kita memperhatikan buku itu dan mengenal si karakter dengan lebih baik. Sebagian besar komedinya berasal dari sekolah Lady Bird. Lois Smith, seorang suster yang sangat orisinal, tak jahat tapi juga tak menggemaskan, dan menjadi karakter yang bebas dari klisé akan karakter suster. Saat Lady Bird bergabung dengan klub drama, Gerwig menampilkan kekonyolan dari kontrasnya remaja memainkan karakter paruh baya di drama Stephen Sondheim, Merrily We Roll Along. Kemudian ada pelatih tim bola yang direkrut menjadi direktur klub drama. Namun di bawah sentuhan halus Gerwig yang indah untuk film ini ada juga perhatian yang tajam terhadap dinamika keluarga dan gambaran yang jujur tentang kelas ekonomi yang jarang muncul di komedi arus utama. Tracy Letts dan Laurie Metcalf tak cukup mendapat pujian sebagai orangtua Lady Bird, kelas menengah menengah yang dikelilingi oleh tetangga kelas menengah atas. Lady Bird mengatakan pada Danny sambil mengejek dirinya sendiri bahwa dia "berasal dari keluarga miskin," tak menyadari betapa pernyataan itu melukai orangtuanya. Kami paham kenapa dia merasa malu. Saat Lady Bird harus membeli baju resmi bersama ibunya di toko diskon, kita seperti bisa ikut merasakan betapa murahnya bahan kain yang digunakan. Namun kita juga akan melihat perjuangan orangtuanya, ayahnya yang mengalami proses pengurangan karyawan di tempat kerjanya, ibunya yang bekerja dalam shift tambahan sebagai perawat psikiatris. Judul asli dari Lady Bird adalah Mothers and Daughters, dan pertengkaran antara Lady Bird dan ibunya begitu memicu kemarahan sekaligus menghancurkan. Ibunya mengatakan hal-hal yang jahat, terus-terusan menyebut anaknya egois, sombong dan tak tahu berterimakasih. Sementara Lady Bird bersumpah bahwa dia akan membayar semua uang yang pernah dikeluarkan untuk dirinya sehingga dia tak lagi harus mendengar ini. Namun ibunya membalas, "Saya sangat meragukan kamu bisa mendapat pekerjaan yang cukup bagus untuk bisa melakukan itu." Siapa yang mengatakan itu pada anaknya? Namun adegan ini menunjukkan pemahaman serta kemurahan hati Gerwig akan karakternya sehingga kita, dan Lady Bird, akhirnya paham akan ketakutan dan kekhawatiran yang menyebabkan si ibu berusaha membatasi ambisi anak perempuannya. Film tentang kisah coming-of-age atau pendewasaan perempuan muda masih cukup jarang. Bahkan film-film yang dianggap terbaik dalam tema itu masih menampilkan heroine atau karakter utama perempuan yang sekadar tipe, dari gila cowok dan belanja seperti halnya Cher di film Clueless karya Amy Heckerling, sampai karakter yang canggung seperti Hailee Steinfeld di The Edge of Seventeen. Gerwig seolah memperbarui genre ini dengan menciptakan karakter remaja yang tipikal tapi juga merupakan individu unik. Lady Bird mungkin terasa ringan, namun menawarkan suara yang segar dan tajam dari seorang pembuat film yang sangat menguasai bidangnya. (BBC)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor