JAKARTA (Pos Kota) - Kementerian Riset dan Teknologi akan mendorong berkembangnya teknologi pembibitan sapi (breeding) dalam negeri guna mengejar target swasembada daging yang sampai saat ini masih jauh dari harapan. “Saat ini masih sedikit bibit sapi yang dihasilkan di dalam negeri. Umumnya pengusaha penggemukan sapi mengambil sapi bakalan dari luar negeri,” katanya usai menyaksikan kerjasama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan PT KAR dalam mengembangkan Inseminasi Buatan (IB) Sexing dan Embrio Transfer. Menurut Menristek, IB Sexing adalah teknologi yang mampu menghasilkan anak sapi dengan jenis kelamin sesuai harapan, baik jantan atau betina. Teknologi ini mampu memperbaiki bibit sapi yang ada. Dia yakin Indonesia mampu swasembada daging sapi jika lebih serius menerapkan teknologi pada pembibitan sapi potong. Dengan menggunakan teknologi, bisa didapat bibit unggul untuk jenis sapi yang ada di Indonesia, seperti sapi Ongole, Bali, dan sapi Madura. Karena itu dia sangat mendukung kerja sama antara industri dan LIPI tersebut. Ke depannya, dia akan mempromosikan PT KAR sebagai perusahaan pembibitan sapi dalam negeri. Dari data yang ada, impor daging dan sapi bakalan pada 2012 sebesar US$ 156,1 juta dan US$ 285,9 juta. Angka tersebut tergolong cukup tinggi. Padahal Indonesia memiliki potensi untuk swasembada dengan luasnya lahan dan adanya lembaga litbang baik di pemerintahan maupunperguruan tingi. Untuk bisa dikatakan swasembada daging, minimal 90% konsumsi daging sapi dipasok dari sapi domestik. Sisanya 10% dipenuhi melalui impor, baik dalam bentuk sapi bakalan maupun daging beku. Nyatanya sampai saat ini sekitar 17,5 persen kebutuhan daging sapi dalam negeri masih dipenuh dari impor. Karena itu upaya untuk menekan besaran impor tersebut harus dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan penerapan teknologi inseminasi buatan (IB). (faisal/d)
Uncategorized
Kejar Swasembada Daging, Menristek Dorong Usaha Pembibitan Sapi
Kamis 14 Nov 2013, 21:59 WIB