JAKARTA (Pos Kota)- Pembukaan hutan yang terus menerus disinyalir menjadi penyebab rusaknya lahan gambut di sejumlah wilayah di Indonesia. Kerusakan tersebut berimbas pada permasalahan kebakaran hutan dan lahan serta munculnya bencana banjir di wilayah Kalimantan, Papua, Sumatera dan wilayah lain yang memiliki lahan gambut. "Hutan gambut memiliki kemampuan menyimpan air dan karbon lebih banyak dan baik dibanding hutan biasa," papar Dr Ir Ridwan Djamaludin MSc, Deputi Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) bidang pengembangan teknologi sumber daya air pada diskusi masyarakat penulis ilmu pengetahuan dan teknologi (Mapiktek), Selasa (29/10). Hutan gambut yang memiliki sifat seperti spon, dikatakan Ridwan berfungsi menyimpan karbon pada biomassa tanaman. Serasah di bawah hutan gambut, lapisan gambut dan lapisan tanah mineral di bawah gambut. Penyimpanan tersebut menyebabkan lahan gambut dan biomasa tanaman menyimpan karbon dalam jumlah tinggi. Tetapi pembukaan lahan hutan secara membabi buta untuk dijadikan lahan pertanian, membuat area lahan gambut kini terus berkurang."Karena lahan gambut sudah rusak, sekarang kita sudah biasa mendengar banjir di Kalimantan, Papua atau wilayah lain," jelas Ridwan. Dari luas hutan Indonesia yang mencapai 132,5 juta hektar, sekitar 17-21 juta hektar adalah hutan gambut. Hutan gambut tersebut tersebar di 14 propinsi diantaranya Papua 7 juta hektar, Riau 4 jutaa hektar dan Kalteng 3 juta hektar. Kemampuan menyimpan karbon hutan gambut di Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 2.650 ton karbon per hektarm Dan jika diakumulasikan total karbon yang ditampung sekitar 46 giga ton. Pada biomassa di atas tanah karbon yang dimiliki adalah 120-150 ton karbon per hektar ditambah yang terkandung dibawah tanah sekitar 2.500 ton karbon per hektar. Dalam rangka mendukung pengelolaan hutan secara lestari, lahan gambut kata Mahmud Raimadoya, Pakar dari Himpunan Gaambut Indonesia (HGI) lahan gambut perlu dikelola secara efektif dan efisien. Sehingga tidak memperbesar potensi hilangnya tutupan lahan berhutan akibat kebakaran lahaan gambut. Menurutnya teknologi georadar adalah salah satu alat yang dibutuhkan dalam pengelolaan hutan gambut. Teknologi georadar ini bermanfaat untuk mengukur kedalaman gambut dengan menggunakan pulsa radar tanpa merusak tanah gaambut. Sehingga bisa diperoleh hasil pengukuran dengan cara yang lebih cepat dan bisa menyimpan rekaman hasil pengukuran dalam tiga dimensi. Teknologi georadar tersebut telah diuji coba pada lokasi gambut PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Hasil pengukuran ternyata jauh lebih akurat dibanding dengan pengukuran geolistrik dan bor gambut. "Jadi kesimpulannya bahwa tehnik georadar dapat dimanfaatkan untuk pengukuran kedalaman gambut di Indonesia sepertijuga dilakukan diluar negeri," jelas Mahmud. (Inung)
Nasional
Kerusakan Lahan Gambut Penyebab Banjir
Selasa 29 Okt 2013, 20:51 WIB