SUKABUMI (Pos Kota) - Para pedagang ayam yang tergabung di Forum Komunikasi Pengusaha Unggas Sukabumi (Fokpusi)berunjukrasa dengan melejitnya harga ayam di peternak. Mereka memutuskan tidak berjualan selama dua hari mulai Selasa (17/9) hingga Rabu (18/9). Mereka berharap dengan aksi ini harga ayam turun sehingga akan menormalkan omzet penjualan. Harga ayam hidup dari peternak, pedagang membeli Rp25 ribu per ekor. Sebelumnya, pada kondisi normal hanya seharga Rp 18 ribu per ekor. Dengan kenaikan ini membuat kesulitan pedagang ayam. Mereka terpaksa mematok harga ayam dengan harga yang mahal yakni Rp 36 ribu per kilogram. "Aksi tidak berjualan merupakan keputusan Forum Komunikasi Pengusaha Unggas Sukabumi (Fokpusi) tertanggal 13 September lalu. Mulai Selasa kami tidak berjualan,’’ kata Keke, 29, seorang pedagang ayam di Pasar Cisaat. Aksi mogok jual ayam, kata Keke, juga diikuti puluhan pedagang daging ayam di Pasar Cisaat. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas pedagang dengan kenaikan harga ayam. Keke mengaku terpaksa mogok jualan. Namun sebagai bentuk protes mahalnya harga ayam dari peternak unggas terpaksa pedagang lakukan. Muhri, 40, pedagang ayam lainnya mengeluhkan lonjakan harga tersebut. Pasalnya menyebabkan omzet penjualannya menurun sekitar 50 persen. Banyak pembeli yang mengurungkan niatnya untuk membeli daging ayam yang harganya mahal karena rendahnya daya beli masyarakat. Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir mengakui harga ayam belakngan terakhir naik. Salah satu faktornya akibat melemahnya nilai tukar mata uang rupiah. "Sehingga harga pakan yang kebanyakan didatangkan dari luar negeri ikut naik. Sekitar 70 persen hingga 80 persen pakan ternak unggas didatangkan dari luar negeri. Termasuk harga bibit ayam atauday old chicks (DOC) juga mengalami kenaikan. Saat ini harga DOC mencapai Rp 8.000 per ekor. Padahal, sebelumnya hanya sebesar Rp 4.000 per ekor," tandasnya. (sule/sir)
Nusantara
Protes Harga Melambung, Pedagang Ayam Mogok Jualan
Selasa 17 Sep 2013, 15:05 WIB